Solid Gold Berjangka : Akhir Tahun, Emas Tetap Primadona

ANP • Wednesday, 26 Aug 2020 - 20:35 WIB

Jakarta  -  Perdagangan emas mengakhiri momen kenaikannya pada sesi perdagangan Senin (10/08) Setelah data pengangguran Amerika Serikat di rilis dan optimisme terhadap pemulihan dari pandemi Covid-19 mulai nampak dengan uji coba vaksin dari beberapa negara.

Perdagangan emas terus merosot dari level tertinggi sepanjang sejarah $2.072.60/troy ons turun hingga 16% di level $1.862.50/troy ons hingga pada hari ini, Rabu 26 Agustus 2020 harga emas stabil diatas level psikologis $1900/troy ons. Ekspektasi para pelaku pasar terhadap kenaikan harga emas tetap berlanjut.

Setidaknya aksi Warren Buffet, salah seorang investor kawakan dunia yang memborong emas menjadi sinyal bahwa perburuan terhadap aset safe haven tersebut belumlah usai.

Lantas kemana harga emas akan beranjak? Pimpinan Cabang PT Solid Gold Berjangka cabang Jakarta, Dikki Soetopo mengatakan, bahwa tren emas tetap stabil di atas level USD 1.900/troz hingga akhir tahun. Hal ini sesuai dengan keyakinan para analis global yang menyatakan bahwa harga emas berpotensi menembus kembali rekor tertinggi di level USD 2.100/troz di akhir tahun 2020 ini.

"Alasan fundamental yang memperkuat hal ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan resesi yang meluas ke banyak negara. Meski optimisme terhadap vaksin COVID-19 cukup tinggi, namun ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi belum menyeluruh," tegasnya di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Menurut Dikki, selama pandemi tren peningkatan transaksi di produk loco gold meningkat sebesar 30% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu untuk nasabah baru mengalami penambahan hingga Juli 2020 sebanyak 247 nasabah baru. Berita lonjakan harga emas turut mengedukasi masyarakat bahwa ada alternatif investasi logam mulai dalam bentuk kontrak berjangka yang berpeluang lebih menguntungkan dengan syarat manajemen risiko yang terjaga.

Dikki mengungkapkan, total volume transaksi PT Solid Gold Berjangka, khususnya cabang Jakarta dari Januari hingga Juli 2020 mengalami pertumbuhan 30% menjadi 60.797 lot dibandingkan tahun 2019 pada posisi yang sama.

“Di tengah situasi pandemi, peluang investasi emas menjadi sangat menarik karena sifatnya yang safe haven, artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor. Karenanya kami tetap optimis bahwa target volume transaksi sebesar 100 ribu lot dan 600 nasabah baru akan tetap terkejar meski dalam kondisi pandemic sekarang,” ujar Dikki. (ANP)