Online Talkshow, Strategi Manajemen Finansial untuk Bisnis Laundry di Masa Pandemi

Mus • Thursday, 20 Aug 2020 - 20:31 WIB

Depok - Sejak Pandemi COVID-19 melanda, berbagai sektor ekonomi dan bisnis mengalami penurunan cukup signifikan, tidak terkecuali industri laundry di Indonesia. Untuk bertahan dan tetap menjalankan usahanya, pengusaha laundry harus melakukan penyesuaian dan improvisasi sesegera mungkin.

Untuk itu, D-Laundry mengajak Mitra D-Laundry dan rekan-rekan pengusaha laundry untuk berpartisipasi dalam acara Online Talkshow dengan tema D-Laundry Talk: “Strategi Manajemen Finansial Bisnis Laundry di Era Pandemi” pada Selasa, 18 Agustus 2020 yang disiarkan secara langsung melalui platform Youtube DROP.  

Acara ini menghadirkan dua pembicara yaitu Apik Primadya, Ketua Umum ASLI (Asosiasi Laundry Indonesia), dan M. Miqdad Rabbani, Manajer Advokasi Bisnis UKM Center FEB UI. Dalam acara yang diikuti lebih dari 200 peserta ini, CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah sebagai moderator memandu jalannya diskusi selama 1 jam 30 menit mengenai pengelolaan finansial dan bantuan permodalan yang sangat dibutuhkan pengusaha laundry agar dapat terus mengembangkan bisnisnya walau dalam masa pandemi. 

Sebagai Ketua Umum ASLI dan juga pengusaha laundry, Apik Primadya menuturkan bahwa bisnis laundry di Indonesia turut terdampak akibat adanya pandemi COVID-19. Bisnis laundry di wilayah kampus dan tempat wisata mengalami penurunan yang cukup signifikan meskipun permintaan laundry di area pemukiman masih cukup stabil bahkan pada segmen laundry karpet, spring bed, sofa, dsb. justru mengalami peningkatan permintaan. 

Selama pandemi COVID-19, Apik Primadya terus mengkampanyekan kelebihan mencuci di laundry agar masyarakat sadar bahwa mencuci di laundry justru lebih terjamin kebersihan dan keamanannya dibandingkan dengan mencuci sendiri. Oleh karena itu, Apik Primadya menyarankan kepada para pengusaha laundry untuk melaksanakan protokol kesehatan di tempat usahanya sehingga konsumen tetap merasa aman dan nyaman.

Munculnya COVID-19 juga menyadarkan banyak Laundrypreneur bahwa tempat strategis untuk berbisnis laundry mulai bergeser dari offline ke online. Saat ini hampir seluruh aktivitas di dalam maupun ke luar rumah tergantikan dengan aplikasi di handphone, termasuk mencuci di laundry. Aplikasi laundry online memudahkan masyarakat menggunakan jasa laundry tanpa harus keluar rumah untuk mengantar dan menjemput laundry. Bagi Laundrypreneur, aplikasi laundry online bisa memperluas jangkauan pasar dan menjadi media pemasaran baru.

Masalah permodalan juga menghantam hampir seluruh sektor usaha akibat omset yang turun saat pandemi COVID-19. Miqdad Rabbani menjelaskan bagaimana pelaku UKM bisnis laundry bisa memperoleh bantuan atau dana pinjaman lunak agar operasional usahanya bisa tetap berjalan. Bagi yang belum bisa meminjam di Bank (unbankable), pengusaha UKM bisa memaksimalkan bantuan modal dari program pemerintah maupun program pinjaman lunak yang tersedia saat ini, salah satunya program pinjaman lunak dari PKBL BUMN yang dikelola oleh UKM Center FEB UI. 

Laundrypreneur dapat mengajukan pinjaman usaha dengan biaya administrasi yang sangat minim dan persyaratan yang tergolong mudah. "Agar pengajuan pinjamannya dapat disetujui Laundrypreneur disarankan untuk melakukan pencatatan keuangan usahanya" pungkas Manajer Advokasi Bisnis UMKM Center FEB UI tersebut. 

Selain memudahkan mendapat pinjaman modal, pencatatan keuangan yang baik juga membantu Laundrypreneur membuat keputusan yang tepat sehingga usahanya bisa terus berkembang meskipun dalam kondisi krisis sekalipun. 

Penyelenggaraan Online Talkshow D-Laundry ini bertepatan dengan diresmikannya D-Laundry Store yang menyediakan berbagai kebutuhan usaha laundry Mulai dari pilihan paket usaha laundry untuk memudahkan siapapun yang ingin memulai bisnis laundry sesuai kebutuhan, mulai dari mesin cuci, mesin pengering, hingga  peralatan penunjang seperti packaging dan bahan Kimia seperti deterjen yang ramah lingkungan. 

"D-Laundry Store adalah All in One Store yang sangat mempermudah Laundrypreneur untuk mendapat kebutuhan laundrynya bahkan mempermudah calon Laundrypreneur apabila baru ingin memulai usaha laundry," ujar Ridhwan, CEO D-Laundry. (Din)