Menparekraf: Maknai Kemerdekaan dengan Penuh Kreativitas dan Inovasi

ANP • Tuesday, 18 Aug 2020 - 09:46 WIB

Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengajak masyarakat untuk memaknai HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan semangat kreativitas dan inovasi untuk bangkit bersama membangun pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Wishnutama Kusubandio dalam keterangannya, Senin (17/8/2020) mengatakan, kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini harus dirayakan dengan cara berbeda akibat pandemi. Namun hal itu tidak sepatutnya mengurangi rasa cinta tanah air dan makna perjuangan kemerdekaan untuk bangkit bersama. 

“Harapan, optimisme, dan rasa cinta tanah air harus semakin menguat meski Indonesia sedang dihadapkan dengan kesulitan," kata Wishnutama. 

Indonesia adalah bangsa besar yang mampu menghadapi segala macam tantangan bersama. Keterbatasan harus dijadikan momentum untuk kreatif dan berinovasi, bergotong royong menuju Indonesia Maju. 

"Kekuatan bangsa Indonesia adalah persatuan dengan kekayaan alam dan budayanya yang tinggi. Pesan Presiden, kita harus menjadikan musibah pandemi ini sebagai momentum untuk sebuah lompatan besar, kebangkitan baru akan Indonesia yang produktif namun tetap aman COVID-19," kata Wishnutama. 

*Upacara Secara Virtual* 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio bersama Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo bersama para pejabat madya di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf mengikuti upacara peringatan detik-detik Proklamasi dan penurunan bendera Sang Merah Putih secara virtual dari Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Mengenakan pakaian adat, Menparekraf dan Wamenparekraf bersama seluruh pejabat di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf mengikuti upacara dengan khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Menparekraf mengenakan pakaian beskap khas Betawi sementara Wamenparekraf mengenakan kebaya lengkap dengan kain tenun. 

Pejabat lain juga mengenakan pakaian khas daerah. Diantaranya Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani yang mengenakan pakaian khas Suku Dayak, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari mengenakan pakaian adat khas Nias.

Presiden Joko Widodo sendiri pada pagi tadi mengenakan kain motif berantai Nunkolo. Kain ini merupakan pakaian adat khas Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan mengenakan pakaian adat ini, Presiden Joko Widodo hendak mengajak masyarakat untuk mencintai produk-produk Indonesia yang dikenal kaya akan seni kriya, tenun, serta kebudayaan nusantara. 

*Penuh Hiburan*

Sebelum upacara penaikan bendera dan upacara penurunan bendera, masyarakat disuguhi acara khusus yang menampilkan seni dan budaya dari berbagai musisi dan penyanyi tanah air. Wishnutama mengatakan, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk tetap optimal dalam memeriahkan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia dan membangkitkan semangat kebangsaan untuk bangkit bersama melawan pandemi.

Di rangkaian acara tersebut tampil beberapa musisi tanah air, diantaranya Raisa, Nowela, Tiara Andini, Lyodra, Slank, RAN, juga Naura. Serta tak ketinggalan suguhan dari Eko Supriyanto dan Eko Dance Company, Gita Bahana Nusantara, Marching Band Gita Handayani, serta tarian dan musik tradisional dari berbagai daerah tanah air. 

Raisa sebagai salah satu penampil mengatakan saat ini adalah waktunya untuk meningkatkan nasionalisme dan cinta tanah air dan gotong royong untuk menjalankan protokol kesehatan dengan baik. 

"Kalau bukan kita yang mencintai negara kita sendiri, siapa lagi. Ayo kita bergotong-royong menjalankan protokol kesehatan supaya ini (COVID-19) cepat berakhir. Segala kesulitan ini kita lewati bersama-sama, tetap berkarya jangan sampai keterbatasan ini bikin kita patah semangat. Dirgahayu Indonesia," ujar Raisa. (ANP)