Hakteknas ke-25, Inovasi sebagai Solusi Menuju Kemandirian Bangsa Indonesia

ANP • Monday, 10 Aug 2020 - 19:00 WIB

Jakarta – Senin, 10 Agustus 2020, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-25 atau seperempat abad. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan peringatan tahun ini menjadi momentum penguatan kolaborasi tiga pihak (triple helix) dalam mewujudkan kemandirian nasional dan menjadikan inovasi sebagai solusi berbagai persoalan bangsa.

Mengingat situasi pandemi, acara peringatan sekaligus peluncuran program diselenggarakan dalam bentuk perpaduan tatap muka terbatas dan telekonferensi. Peringatan HAKTEKNAS ke-25 juga terbuka dan dapat disaksikan masyarakat luas melalui siaran langsung di YouTube Kemenristek/BRIN (https://www.youtube.com/KemenristekBRIN) dan televisi nasional.

Peringatan tahun ini ditandai pula dengan sejumlah peluncuran program kolaboratif, yaitu 100 Desa Berinovasi yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Selain itu, ada juga peluncuran katalog/website e-katalog produk inovasi di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), serta Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence).

Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin dalam kesempatan ini hadir secara virtual melalui telekonferensi untuk memberikan arahan sekaligus meluncurkan HAKTEKNAS ke-25 dengan menempelkan telapak tangan pada layar hologram yang menandai dimulainya rangkaian acara peringatan HAKTEKNAS ke-25. Sedangkan acara tatap muka berlangsung di Auditorium Gedung BJ Habibie, Kemenristek/BRIN, Jakarta dihadiri Menristek/Kepala BRIN, para pejabat setingkat menteri/kepala lembaga, dan para pejabat teras Kemenristek/BRIN. Selain itu, acara ini juga dihadiri langsung oleh 100 orang tamu undangan dan diikuti oleh kurang lebih 500 peserta secara virtual melalui telekonferensi.

Wakil Presiden RI berpesan agar penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) menjadi arus utama dalam meningkatkan kemandirian bangsa dengan meningkatkan inovasi dalam negeri, membeli dan bangga produk Indonesia. Aktivitas-aktivitas litbangjirap juga diharapkan menggunakan kandungan lokal.

“Litbangjirap hendaknya menjadi arus utama dalam meningkatkan kemandirian bangsa. Misalnya kita tingkatkan inovasi dalam negeri, membeli dan bangga produk Indonesia, khususnya yang berasal dari inovasi. Litbangjirap menjadi komponen utama perhitungan TKDN, inovasi dan kreativitas masuk dalam perhitungan TKDN,“ pesan Wapres RI.

Kunci penting kesuksesan adalah terus meningkatkan dan mengintensifkan kolaborasi lembaga litbangjirap. Peningkatan kolaborasi antar lembaga litbang pemerintah pusat, pemerintah daerah, litbang swasta – industri, dan litbang masyarakat lainnya. Khususnya untuk kerjasama peneliti (dosen/mahasiswa) di perguruan tinggi dengan lembaga litbang Kementerian/Lembaga. Koordinasi RISTEK/BRIN yang selama ini mulai berjalan baik dan memperlihatkan hasil harus terus ditingkatkan. Hal ini juga dilakukan seiring dengan upaya pengembangan dan implementasi teknologi tepat guna sesuai potensi daerah disertai dengan peningkatan anggaran untuk litbang dari berbagai sumber.

“Penting untuk terus meningkatkan dan mengintensifkan kolaborasi lembaga litbangjirap, antar peneliti di berbagai perguruan tinggi, lembaga litbang Kementerian/Lembaga di pusat maupun daerah, swasta – industri, dan litbang masyarakat lainnya. Khususnya untuk kerjasama peneliti (dosen/mahasiswa) di perguruan tinggi dengan lembaga litbang Kementerian/Lembaga. Koordinasi Kemenristek/BRIN yang selama ini mulai berjalan baik dan memperlihatkan hasil harus terus ditingkatkan dengan pengembangan dan implementasi teknologi tepat guna sesuai potensi daerah disertai dengan peningkatan anggaran litbang dari berbagai sumber,” ungkap Wapres RI.

Di akhir arahan, Wapres RI mengajak kita semua menjadikan inovasi sebagai arus utama atau gerakan untuk solusi dan transformasi ekonomi menuju visi 2045. Belajar dari pandemi COVID-19 saat ini, Wapres RI berharap Kemenristek/BRIN bersama kementerian, lembaga litbang dan unit litbang lainnya berfokus ke depan untuk : Kesiapan dan ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai pandemi dan penyakit- penyakit tropis lainnya; Kemandirian alat kesehatan dan obat, khususnya obat modern asli Indonesia, serta produk-produk dalam negeri lainnya; Pembangunan kehidupan yang berkeberlanjutan, antara lain kaitannya dengan perubahan iklim, energi baru dan terbarukan, serta ekonomi digital (termasuk kecerdasan artifisial).

“Mari kita jadikan inovasi sebagai arus utama/gerakan untuk solusi dan transformasi ekonomi kita menuju visi 2045. Belajar dari pandemic COVID-19 saat ini, Kemenristek/BRIN bersama kementerian, lembaga litbang dan unit litbang lainnya berfokus ke depan untuk kesiapan dan ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai pandemi dan penyakit-penyakit tropis lainnya. Kemandirian alat kesehatan dan obat, khususnya obat modern asli Indonesia, serta produk-produk dalam negeri lainnya. Pembangunan kehidupan yang berkeberlanjutan, antara lain kaitannya dengan perubahan iklim, energi baru dan terbarukan, serta ekonomi digital termasuk kecerdasan artifisial,” ajak Wapres RI.

Menristek/Kepala BRIN mengawali puncak acara HAKTEKNAS ke-25 dengan monolog yang menuturkan mulai dari sejarah peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, yaitu keberhasilan putra-putri terbaik bangsa merancangbangun Pesawat Terbang N250 Gatotkaca dan terbang perdana mengarungi angkasa nusantara pada 10 Agustus 1995. Peristiwa monumental ini menjadi simbol kebangkitan teknologi yang membawa bangsa Indonesia sejajar dan bahkan melampaui bangsa lain. Selanjutnya, Menristek/Kepala BRIN menceritakan capaian-capaian monumental lainnya dari masa ke masa termasuk peran produk teknologi dalam mengatasi krisis ekonomi tahun 1998, produk hasil litbangjirap antara lain:

  • Bidang Transportasi (Kereta Api Listrik tahun 2001 dan purwarupa sistem konversi kendaraan listrik LIPI tahun 2005, Landing Platform Dock – PLD tahun 2008, Kendaraan Skuter Listrik GESITS tahun 2016, Teknologi Kapal Pelat Datar tahun 2017, Pesawat N219 Nurtanio tahun 2017);
  • Bidang Ketahanan Nasional (PUNA -Pesawat Udara Nir Awak tahun 1989, Kendaraan Lapis Baja APS-3 Anoa tahun 2006, InaTEWS – Indonesia Tsunami Early Warning System tahun 2006, Satelit LAPAN-Tubsat tahun 2007, Indonesia Sea Radar – ISRA tahun 2008, Roket RX 100 tahun 2009, LAPAN A2 tahun 2010, PUNA MALE tahun 2019);
  • Bidang Komputasi, Energi, dan Pangan (Padi unggul Bestari tahun 2008, Chipset WIMAX Xirka tahun 2009, PLTH Pandansimo tahun 2012, 28 Varietas Benih Unggul (20 padi, 6 kedelai, 1 kacang hijau, dan 1 kapas pada tahun 2013), Irradiator Gamma Merah Putih tahun 2017, Katalis Merah Putih tahun 2019, Garam Industri tahun 2019);
  • Bidang Kesehatan (Ekspor perdana vaksin Bio Farma 1997, Stemcell tahun 2017, Rapid Diagnostics Test Kit RI-GHA19; PCR Test Kit, Ventilator COVENT-20, BPPT3S-LEN, GERLIP HFNC-01, Vent-I Origin, DHARCOV-23S, Robot Perawat Kesehatan RAISA; Mobile Lab BSL-2, Imunomodulator, Sistem AI untuk Deteksi Covid-19, RT-LAMP tahun 2020).

Menristek/Kepala BRIN di akhir monolog mengucapkan “Selamat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional” dan mengajak kita untuk memaknai kebangkitan teknologi dengan semangat untuk terus melakukan riset serta menghasilkan inovasi yang menjadi solusi di berbagai bidang, semangat untuk tetap bersama demi bangkit kembali di setiap tantangan zaman.

“HAKTEKNAS tahun 2020 ini fokus menampilkan kontribusi keunggulan riset dan inovasi kita untuk kemandirian bangsa Indonesia. Menjadi tekad kita semua untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, dan sejahtera. Mari sukseskan transformasi Indonesia dari negara berbasis sumber daya alam menjadi negara berbasis inovasi,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Peringatan HAKTEKNAS ke-25 akan diisi dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rentang Agustus sampai November 2020, mulai dari peluncuran produk penelitian dan inovasi strategis, seminar, hingga bakti inovasi. HAKTEKNAS ke-25 mengusung tema “Inovasi sebagai Solusi” dengan sub tema keunggulan riset dan inovasi untuk meningkatkan “Kemandirian Bangsa Indonesia”.

Tujuan peringatan ini adalah untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang perlunya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan inovasi dalam kehidupan sehari-hari; mendorong inovasi untuk menjadi solusi berbagai persoalan bangsa serta meningkatkan daya saing, kemandirian dan pertumbuhan ekonomi; mengapresiasi pencapaian inventor dan inovator Indonesia; mensosialisasikan hasil-hasil IPTEK dan inovasi kepada masyarakat luas; mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan IPTEK dan inovasi; dan memperkuat kolaborasi antara kelembagaan IPTEK (akademisi/peneliti, pelaku usaha, pemerintah, serta lembaga penunjang).

Setelah meluncurkan produk-produk inovasi penanganan COVID-19, Kemenristek/BRIN bersama pemangku kepentingan terkait terus berupaya agar produk-produk inovasi mampu menjadi solusi berbagai masalah di masyarakat. Produk-produk hasil litbangjirap pun terus didorong agar sampai ke tahapan komersialisasi sehingga dapat diproduksi secara massal oleh industri/UMKM. Oleh karena itu, penguatan kolaborasi antara sisi pelaku litbangjirap dengan pelaku usaha terus diperkuat.

“Berbagai upaya kita lakukan untuk terus memperkuat program hilirisasi hasil-hasil riset. Sehingga akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat atas produk inovasi dalam negeri hasil riset dan rekayasa anak bangsa,” ujar Menristek/Kepala BRIN.

Terdapat 4 dari 49 Prioritas Riset Nasional yang telah dikembangkan oleh Kemenristek/BRIN dan dalam proses masuk kedalam Proyek Strategis Nasional, yaitu Katalis Merah Putih, Garam Industri Terintegrasi, PUNA MALE Kombatan, dan Pesawat N219A.

  1. Katalis Merah-Putih
    Sebagai upaya mendukung Kemandirian Energi Nasional, Katalis Merah-Putih merupakan teknologi untuk mengolah minyak sawit menjadi bensin, solar, maupun avtur untuk mengurangi impor BBM dan bekerja sama dengan masyarakat sekitar melalui peran Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Kandungan bahan bakar fosil dapat digantikan oleh biohidrokarbon 100% dari minyak sawit dengan Katalis Merah Putih. Dengan keberhasilan ini, Indonesia sudah bisa dan mampu bila ingin meningkatkan produksinya dari B30 menjadi B30D10 atau bahkan B30D20.
  2. Garam Industri
    Sebagai upaya Swasembada Garam Nasional 2021 (substitusi impor garam industri dan bahan baku obat), saat ini sudah dilakukan trial production pilot plant pabrik garam industri terintegrasi di Manyar – Gresik dengan kapasitas 40 ribu ton/tahun dan menghasilkan garam industri dengan harga 2-4 kali lipat lebih tinggi dari garam krosok yang murah. Pabrik ini sudah menerapkan Internet of Things dan direncanakan akan diresmikan pada September 2020. Pabrik Garam industri ini akan terintegrasi dengan pabrik pengolahan hasil samping produksi dan limbah cair penggaraman dengan kapasitas 10 ribu ????3/tahun sehingga dapat menghasilkan produk bahan baku obat/farmasi dan minuman isotonik.
  3. Puna MALE Kombatan
    Untuk menuju Kemandirian Teknologi Pertahanan Nasional, Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam yang berkemampuan terbang selama 24 jam dengan dilengkapi senjata hasil produksi PT. Dirgantara Indonesia. Pesawat ini berfungsi dalam sistem pertahanan maritim, sebagai: penginderaan, pemantauan, pengawasan, pengintaian dan intelijen (P4I), serta penindakan terhadap ancaman maritim. Saat ini, PUNA MALE Elang Hitam sedang dalam proses memperoleh Sertifikat Tipe dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).
  4. Pesawat Amphibi N219A
    Untuk mendukung program Tol Laut, Kemenristek/BRIN mengembangkan pesawat angkut berjenis Amphibi N219A dengan teknologi composite (smart, light, and green technology). Pesawat N219A memiliki komponen desain bentuk float yang optimum untuk perairan di Indonesia. Pesawat ini difungsikan untuk berbagai keperluan, seperti: pesawat penumpang, kargo, charter industri lepas pantai, SAR dan bencana, hingga pelayanan kesehatan (ambulans udara).

Selain produk PRN di atas, produk-produk litbangjirap yang sangat unggul antara lain :

  1. Smart Farming
    Untuk Kemandirian Pangan Nasional, kegiatan riset dan inovasi difokuskan pada digitalisasi dan smart farming. Beberapa inovasi mencakup tata kelola data pangan berbasis IT, pemetaan lahan menggunakan drone dan satelit, solar power untuk pertanian, serta sistem pemantauan kualitas pangan secara otomatis. Selain itu, kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi harus diperkuat pula melalui teknologi agro-maritim dan transformasi digital.
  2. Bank Data Penginderaan Jauh Nasional
    Untuk memberikan layanan data berbagai resolusi spasial dan resolusi temporal kepada para pemangku kepentingan, Kemenristek/BRIN melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membangun Bank Data Penginderaan Jauh Nasional. Hal ini merupakan upaya untuk memberikan satu sistem layanan data penginderaan jauh yang terintegrasi, mulai dari akuisisi, pengolahan, pengelolaan hingga distribusi data satelit penginderaan jauh.
  3. Transformasi Layanan Digital
    Dalam bidang e-Government demi mendorong tata kelola pemerintahan untuk reformasi birokrasi, Kemenristek/BRIN melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus berkontribusi dengan melakukan upaya transformasi layanan digital untuk penganggaran terpadu, puskesmas, pemilu, pelayanan satu pintu, dan sebagainya. Pada proses digitalisasi ini BPPT telah melakukan berbagai hal penting seperti penguatan infrastruktur TIK, peningkatan literasi TIK, dan mengamankan pertukaran data dalam menjamin keaslian dan integritas data.

Dalam merespons pandemi COVID-19 dan sebagai upaya kemandirian bangsa dalam bidang alat kesehatan dan bahan baku obat, Kemenristek/BRIN terus berupaya melakukan kegiatan litbangjirap,

  1. Ventilator
    Lima ventilator yang telah mendapatkan izin edar, hasil inovasi ITB-Salman-Unpad, UI, LIPI, BPPT, dan PT Dharma, telah diproduksi lebih dari 1.000 ventilator, sebagian besar merupakan bantuan untuk masyarakat dan telah disalurkan ke rumah sakit di seluruh Indonesia. Selanjutnya Tim Jogja, dipimpin UGM, menghasilkan tipe ventilator ICU yang telah lulus uji Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan Kemenkes.
  2. Rapid Diagnostic Test (RDT)
    Inovasi Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk deteksi IgG/IgM terhadap SARS-CoV-2, kerja sama BPPT, UGM, dan Unair. Hasil inovasi ini diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dengan kapasitas pada Agustus sebanyak 350 ribu/bulan, dan kedepannya ditingkatkan menjadi 1 – 20 juta/bulan. Segera, juga akan diluncurkan rapid test IgG dan IgM secara terpisah.
  3. PCR Test Kit
    Perlengkapan PCR test kit yang dikembangkan telah diproduksi Bio Farma sebanyak 1,4 juta kit/bulan, dan pada September akan menjadi 2 juta kit/bulan.
  4. Alat Deteksi Dini COVID-19
    i. Reverse-Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity
    Saat ini sedang disiapkan test yang diharapkan dapat setara dengan PCR, yaitu Reverse- Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity, inovasi LIPI. Metode RT-Lamp memiliki kelebihan yaitu lebih memungkinkan dilakukan di Faskes dengan fasilitas yang lebih sederhana dengan hasil kuantitatif dan kualitatif. Metoda ini dapat direalisasikan dengan lebih cepat dan luas. Diharapkan akhir Agustus tes ini dapat digunakan.

    ii. Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR)
    inovasi deteksi dini COVID-19 berbasis Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR) kerja sama BPPT, ITB dan UNPAD, yakni teknik deteksi yang memiliki reprodusibilitas tinggi, real time, dan relatif murah. Reagen utamanya dapat kita produksi sendiri dan hanya butuh satu jenis reagen utama, sehingga lebih efisien. Selain itu, pemrosesan deteksi virus langsung dan kecepatan deteksi yang lebih cepat, 30 menit sampai maksimal 2 jam. Saat ini sudah ada mitra swasta yang siap bekerjasama.
     
  5. Mobile Lab BSL-2
    Mobile Lab BSL-2 karya BPPT telah dipesan sejumlah 12 buah oleh berbagai pihak. Kini tim BPPT sedang membuat versi mobil berbasis bus yang lebih user-friendly dan murah. Mobile Lab BSL-2 telah memenuhi Standar WHO (BSL 2+), memenuhi standar laboratorium pengujian dengan sertifikasi Kemenkes tentang laboratorium klinik, mudah dipindah tempatkan, dan dilengkapi Aplikasi Pantau COVID-19.
  6. Sel Punca (Stem Cell)
    Tim Sel Punca RSCM-FKUI-Kimia Farma telah melaksanakan uji klinis fase-3. Produk sel punca telah diujicobakan sebagai terapi adjuvant pada pasien COVID-19 derajat kritis untuk mengatasi badai sitokin, melalui kemampuan imunomodulasi pada sel punca. Produk ini diharapkan dapat memperoleh izin edar dari BPOM tahun ini.
  7. Vaksin Merah-Putih
    Sebagai upaya Kemandirian Kesehatan dan Bahan Baku Obat Nasional, pengembangan Vaksin Merah-Putih terhadap semua strain virus COVID-19 terus dilakukan. Saat ini, upaya produksi protein rekombinan untuk membuat vaksin telah diselesaikan. Tim Vaksin Merah-Putih juga akan mencoba platform lainnya. Tidak terbatas pada Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, para peneliti vaksin terbaik dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK), Kementerian/Lembaga, dan badan usaha akan turut melaksanakan tugas mulia ini.
  8. Imunomodulator
    Produk Imunomodulator berbahan herbal yang merupakan kombinasi dari jahe merah, sambiloto, meniran, sembung, dan jamur cordyceps. Hasil penelitian membuktikan bahwa senyawa aktif dari berbagai herbal asli Indonesia yang telah digunakan sejak zaman dahulu oleh masyarakat kita, dapat memulihkan respon imun, menekan peradangan, dan melawan infeksi virus. LIPI bersama mitra dan asosiasi terapi tradisional Indonesia melakukan riset dari proses skrining, uji in silico, penentuan kandidat, dan uji klinis. Saat ini uji klinis beberapa herbal masih berlangsung di RS Darurat Wisma Atlet.

Vaksin Merah-Putih Simbol Kemandirian

Upaya pengembangan vaksin COVID-19 terus dilakukan oleh berbagai pihak di dunia, termasuk Indonesia. Saat ini, pengembangan vaksin dalam negeri yang disebut Vaksin Merah-Putih terus diupayakan seiring dibukanya peluang kerja sama pengembangan vaksin bersama negara-negara sahabat.

Vaksin Merah-Putih merupakan vaksin yang dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, dengan titik berat pada empat faktor: kecepatan, efektivitas, akurasi, dan kemandirian.

Pengembangan vaksin ini dikerjakan oleh Tim Pengembangan Vaksin Merah-Putih yang dipimpin LBM Eijkman, dengan platform protein rekombinan dan beberapa platform lainnya. Sensitivitas dan efektivitas Vaksin Merah-Putih akan lebih tinggi karena menggunakan isolat virus COVID-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Pada saat ini diseluruh dunia terdapat 7 pendekatan desain vaksin yang sedang dikembangkan, yaitu protein rekombinan, inactivated, adenovirus, peptida rekombinan, partikel seperti virus atau virus- like particle (VLP), vaksin berbasis asam nukleat (DNA dan RNA), dan teknologi inovasi berbasis kandidat vaksin.

Pengembangan vaksin ini dikerjakan oleh Tim Pengembangan Vaksin Merah-Putih yang dipimpin LBM Eijkman, dengan platform protein rekombinan dan beberapa platform lainnya. Sensitivitas dan efektivitas Vaksin Merah-Putih akan lebih tinggi karena menggunakan isolat virus COVID-19 yang bersirkulasi di Indonesia. Pada saat ini diseluruh dunia terdapat 7 pendekatan desain vaksin yang sedang dikembangkan, yaitu protein rekombinan, inactivated, adenovirus, peptida rekombinan, partikel seperti virus atau virus- like particle (VLP), vaksin berbasis asam nukleat (DNA dan RNA), dan teknologi inovasi berbasis kandidat vaksin.

Platform protein rekombinan yang digunakan pada Vaksin Merah-Putih dianggap lebih aman dibandingkan dengan vaksin DNA dan RNA dalam hal replikasi protein, serta lebih aman daripada keseluruhan virus yang dilemahkan atau dibunuh, karena tidak memerlukan pengembangbiakan virus dalam jumlah besar.

LBM Eijkman dan Bio Farma melibatkan Majelis Ulama Indonesia dalam pengembangan vaksin guna memastikan kehalalan vaksin.

Kolaborasi pengembangan vaksin buatan dalam negeri ini melibatkan berbagai pihak. Kementerian, lembaga, dan universitas yang terlibat antara lain Kemenristek/BRIN, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Kesehatan, LBM Eijkman, Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bio Farma, Kalbe, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).

Beberapa perguruan tinggi yang terlibat adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sebelas Maret, Universitas Udayana, Universitas Gadjah Mada, Universitas Andalas, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Sumatera Utara.

Vaksin Merah-Putih bukan saja bermakna sebagai simbol kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan ilmuwan kita, tapi juga simbol kemandirian bangsa dan sebagai upaya mendorong substitusi impor dalam bidang produk-produk kesehatan untuk percepatan penanganan COVID-19.

Kedepannya, pemerintah dan masyarakat harus terus bersinergi mendukung pengembangan Vaksin Merah-Putih sebagai momen bersejarah bangsa.

Inovasi dari Desa

Desa Berinovasi merupakan sebuah program untuk menggerakkan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan desa yang diinisiasi oleh Kemenristek/BRIN bersama Kemendes PDTT.

Program Desa Berinovasi merupakan upaya untuk membangun kapasitas desa menuju kehidupan yang berkelanjutan, menghargai budaya yang ada, dan menemukan peluang bisnis melalui penerapan teknologi untuk pengembangan produk unggulan, serta membangun keterampilan dan kompetensi komunitas dan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah. Pengembangan Teknologi Tepat Guna dilakukan melalui 11 bidang usaha yakni pariwisata, hasil perkebunan, hasil pertanian, budidaya non pangan, pengolahan hasil perikanan, budidaya pangan, pengolahan hasil peternakan, pengolahan makanan dan minuman, kerajinan, dan pengolahan sampah.

Pada umumnya kegiatan masyarakat desa masih bersifat tradisional, meski mereka berhadapan langsung dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Maka dari itu dibutuhkan inovasi untuk menjaga keseimbangan ekonomi-ekologi dalam pengelolaan sumber daya alam.

Hal inilah yang diharapkan terwujud melalui Program Desa Berinovasi oleh Kemenristek/BRIN dan Kemendes PDTT.

Program Desa Berinovasi sendiri diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2020 melalui konferensi virtual dari dua titik lokasi yang berbeda. Menristek/Kepala BRIN, Bambang PS Brodjonegoro bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar meresmikan program Desa Berinovasi dari Gedung BJ Habibie Jakarta, dan secara bersama diputar siaran langsung telekonferensi dari lokasi proyek percontohan (pilot project) Desa Tamaila Utara, Provinsi Gorontalo.

Desa Tamaila Utara terbilang terisolasi dari dunia luar akibat minimnya akses internet, susahnya akses jalan, dan ketiadaan aliran listrik. Tetapi ini semua tidak menyurutkan semangat warga untuk terus berinovasi.

Di bawah binaan Universitas Negeri Gorontalo, desa dengan mayoritas penduduk Suku Polahi berhasil menciptakan turbin yang mampu mengalirkan listrik melalui optimalisasi arus air yang minim, Pikohidro. Optimisme hidup penduduk Tamaila Utara di tengah keterbatasan dan pandemi COVID-19 ini patut menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia yang lain.

Sebagai lanjutan dari proyek percontohan, program Desa Berinovasi akan diselenggarakan di 100 desa lain se-Indonesia — sebagai sasaran awal — dengan memajukan berbagai produk unggulan di masing- masing wilayah. Upaya ini dilaksanakan dengan melakukan transfer teknologi kepada masyarakat desa untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari suatu produk inovasi desa sebelum kemudian diproduksi secara meluas ke masyarakat di seluruh negeri.

Transfer teknologi yang dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga pemerintah non- kementerian, dan startup unggulan binaan Kemenristek/BRIN. Harapannya, program ini dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat desa serta pemerataan pembangunan di Indonesia.

Menuju Era Kecerdasan Artifisial

Peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial yang selanjutnya disebut Stranas KA adalah bagian rangkaian agenda peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 10 Agustus 2020.

Stranas KA diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan pada aspek produk, proses, dan wawasan kognitif di Indonesia. Kecerdasan Artifisial (KA), misalnya, dapat meningkatkan nilai guna sebuah produk atau layanan. Selain itu, pada aspek proses, KA juga dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas organisasi. KA juga mampu memberikan wawasan kognitif (insights) untuk membantu pengambilan keputusan baik operasional maupun strategis.

Fokus pemanfaatan KA dibagi menjadi dua (2) sektor, yaitu sektor publik dan sektor industri unggulan nasional. Sektor publik merujuk kepada berbagai layanan pemerintah seperti bidang pelayanan publik, kesehatan, pendidikan, dan transportasi umum untuk pencapaian reformasi birokrasi.

Sementara itu, sektor industri unggulan nasional mencakup pertanian, maritim, energi, utilitas, rantai pasok, keuangan dan retail, serta pertahanan dan keamanan, untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional.

Lima Program Prioritas KA Indonesia adalah (1) Layanan Kesehatan (2) Reformasi Birokrasi (3) Pendidikan dan Riset (4) Ketahanan Pangan (5) Mobilitas dan Kota Cerdas. Ada beberapa program Percepatan (Quick- Wins) KA dengan acuan penetapan situasi COVID-19 saat ini, diantaranya Sistem Kecerdasan Artifisial untuk pendeteksian COVID-19.

Peluncuran Stranas KA menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia yang telah lebih dahulu memiliki strategi nasional kecerdasan artifisial sebagai sumber pertimbangan dalam perumusan kebijakan, seperti Singapura yang benar-benar fokus dalam mengembangkan teknologi KA.

Pemerintah, dalam hal ini Kemenristek/BRIN, terus berupaya mendorong pengembangan strategi KA nasional melalui program Stranas KA, agar Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal dalam menarik manfaat pengembangan dan pemanfaatan teknologi KA demi kemajuan dan kemandirian bangsa.

Kelompok kerja penyusun Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial dipimpin oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kelompok ini terdiri dari beberapa tenaga ahli yang mewakili kementerian-kementerian, badan dan lembaga nasional, perguruan tinggi, industri, serta perhimpunan dan komunitas di bidang Kecerdasan Artifisial.

Berbagai produk riset dan inovasi karya putra-putri bangsa terus digalakkan dengan semangat kemandirian sebagai bangsa menuju negara maju dengan pendapatan tinggi (high income) pada tahun 2045. Kemenristek/BRIN sebagai lokomotif pengembangan riset dan teknologi di Indonesia terus mendorong dan memfasilitasi para peneliti dan inventor untuk terus berkarya menghasilkan produk- produk unggulan yang inovatif, karena nilai tambah yang dihasilkan dari produk inovasi sudah terbukti mampu meningkatkan ekonomi suatu bangsa dan sudah dibuktikan oleh negara-negara maju.

Hadir dalam acara puncak peringatan HAKTEKNAS ke-25 di Auditorium Gedung BJ Habibie antara lain :

  1. Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
  2. Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR Republik Indonesia
  3. Bambang Setiadi, Ketua Dewan Riset Nasional
  4. Hammam Riza, Kepala BPPT
  5. Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN
  6. Jazi Eko Istiyanto, Kepala BAPETEN
  7. Anhar Riza Antariksawan, Kepala BATAN
  8. Laksana Tri Handoko, Kepala LIPI
  9. Kukuh S. Achmad, Kepala BSN
  10. Roni Dwi Susanto, Kepala LKPP
  11. Mego Pinandito, Plt. Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama Kemenristek/BRIN
  12. Muhammad Dimyati, Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN
  13. Jumain Appe, Plt. Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN
  14. Ali Ghufron Mukti, Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN
  15. Ismunandar, Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristek/BRIN
  16. Yusrial Bachtiar, Plt. Inspektur Utama Kemenristek/BRIN
  17. Reini Wirahadikusumah, Rektor Institut Teknologi Bandung
  18. Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (ANP)