Indonesia dan Turki Jajaki Kerja Sama Riset dan Inovasi Pengembangan Vaksin Covid1-9

ANP • Wednesday, 29 Jul 2020 - 11:06 WIB

Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank, secara daring dalam rangka melakukan penjajakan bidang kerja sama potensial guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang riset dan inovasi.

Menristek/Kepala BRIN memaparman usulan tiga bidang riset dan inovasi yang potensial, meliputi:

(1) Rencana kolaborasi riset dan pengembangan Vaksin Covid-19 baik melalui skema mandiri berdasarkan litbangjirap dan skema uji klinis dari vaksin Covid19;

(2) Kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan, antara lain kerjasama pesawat N-219 dan R-80 dan

(3) Kerjasama di bidang ruang angkasa untuk pengembangan teknologi satelit dan pengembangan airport untuk  peluncuran satelit.

“Ketiga topik pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan  hubungan bilateral Indonesia-Turki khususnya dalam bidang penguasaan riset, teknologi dan inovasi,” ungkap Menristek/Kepala BRIN, Selasa (28/07).
 
Kolaborasi Riset dan Pengembangan Vaksin Covid-19

Jauh sebelum penularan virus Covid-19  dinyatakan sebagai pandemi global, pada bulan Desember 2019, Turki telah mengembangkan sebuah platform khusus di bawah koordinasi Kementerian Industri dan Teknologi Turki, melalui TUBITAK Genetic and Biotechnology Institute. Direktur TUBITAK, Prof. Dr. Hasan Mandal, menginformasikan dalam paparannya bahwa saat ini Turki telah melakukan riset dan pengembangan terhadap 8 model vaksin dan 10 obat yang diantaranya 2 vaksin telah selesai proses percobaan pada hewan (animal testing), selebihnya sedang proses dan akan menuju animal testing. Hebatnya Turki dalam mengembangkan Vaksin Covid 19, penelitian dilakukan melalui berbagai platform penelitian vaksin Covid 19. Terhadap 2 vaksin Covid19 yang telah selesai pada tahapan animal testing, TUBITAK Turki saat ini  sedang menunggu izin dari Kementerian Kesehatan Turki untuk dapat memasuki tahapan clinical testing.

“Turki saat ini berada dalam urutan ke-3, setelah Tiongkok dan Amerika Serikat, sebagai kandidat negara dengan angka total kandidat vaksin tertinggi di dunia, berdasarkan data publikasi WHO per 24 Juli 2020,” jelas Menteri Mustafa Varank.

Indonesia diketahui saat ini akan segera memasuki tahapan clinical testing melalui kolaborasi dengan Lembaga Biologi Molekular (LBM)  Eijkman dan PT Bio Farma dengan produk Sinovac dan Sinopharm.

“Adanya potensi yang besar untuk melakukan kolaborasi bersama antara Indonesia dan Turki dalam pengembangan vaksin Covid-19 dengan menggandeng LBM Eijkman, PT Bio Farma, dan TUBITAK kedepannya, khususnya terhadap kandidat vaksin yang potensial untuk dilakukan clinical testing,” ujar Menteri Bambang.

Kerja Sama Pengembangan Industri Kedirgantaraan

Hubungan kerja sama Indonesia dan Turki dalam bidang kedirgantaraan sudah terjalin sejak lama.

Diketahui melalui Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, Turki telah melakukan pendekatan secara politis kepada Indonesia untuk melakukan kerja sama pengembangan civilian aircraft project atas pesawat tipe N-219, N-245, dan R-80.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro, menjelaskan bahwa saat ini PT DI telah memiliki MoU dalam bidang manufaktur dan produksi bagian pesawat tipe N-219 dan N-245 dengan Turki, yang mana saat ini pengembangan pesawat N-219 sudah siap untuk tahap komersialisasi.

Sementara itu untuk proyek pesawat R-80, Direktur Utama PT Regio Aviasai Indonesia (RAI), Agung Nugroho, mengenang masa-masa pertama kali PT RAI didirikan pada tahun 2012, Turki adalah negara pertama yang dikunjungi Pendiri PT RAI kala itu (alm.) Prof. BJ Habibie, Menristek RI dan Presiden RI ke 3 saat itu, untuk melakukan penjajakan kerja sama teknologi mesin pesawat. Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa pesawat R-80 saat ini sudah mampu memenuhi kapasitas penumpang 90-100 orang.

Berbeda halnya dengan Indonesia, industri kedirgantaraan Turki memang memprioritaskan pengembangan dan produksi pesawat tempur untuk kebutuhan militer negaranya, mengingat Turki termasuk negara maju di Kawasan untuk bidang pengembangan teknologi pesawat tempur. Presiden Turkey Aerospace Industry (TAI) mengatakan bahwa dirinya melihat adanya potensi besar untuk dapat mengkolaborasikan kepentingan Turki dan Indonesia, sehingga Turki kedepannya dapat mengembangkan program passenger aircraft military program.
Akan tetapi, Menteri Turki tetap akan melihat kemungkinan kerjasama untuk pengembangan pesawat penumpang dengan Indonesia.

Selanjutnya, diterangkan oleh PT DI bahwa  Indonesia akan mencoba memasuki pasar komersil terhadap pesawat N-219 yang lebih besar untuk penggunaannya di wilayah Eropa, melalui langkah awal sertifikasi pesawat RI-68, RI-80 dan R-90 di Turki.

Bidang Teknologi Ruang Angkasa:  Satelit dan pengembangan Airport untuk Peluncuran Satelit

Direktur Turkish Space Agency, Serdar Huseyin Yildirim, dalam paparan singkat menginformasikan bahwa  Turki memiliki teknologi satelit yang sangat maju di kawasan dengan tiga kategori aktivitas satelit di antaranya satelit komunikasi, observasi bumi, dan satelit saintifik atau eksperimental. Sampai saat ini terdapat 9 satelit komunikasi, 7 satelit observasi bumi, dan 6 satelit untuk eksperimentasi. Sementara sejumlah 3 satelit masing-masing di antaranya sedang dalam tahapan pengembangan.

Indonesia melalui LAPAN  tengah menjalankan proyek pembangunan Bandara Antariksa pertama di Biak yang sedang dalam tahap pengkajian oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Menristek/Kepala BRIN menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Biak,  dikarenakan wilayah ini paling dekat dengan ekuator, pada titik satu derajat LS dan berhadapan dengan Samudera Pasifik. Lebih lanjut Menteri Bambang menyambut baik ketertarikan Turki dalam proyek pembangunan bandara antariksa ini, dan mengharapkan Indonesia dapat melakukan joint collaboration dengan Turki untuk dapat mengembangkan level bandara angkasa ini dari nasional menjadi internasional.

Disamping itu, BPPT menginformasikan pengembangan   kerjasama dengan Turki dalam bidang UAV dan Perkereta Apian, yang juga merupakan bidang-bidang yang potensial untuk dikembangkan bersama.

Sebelum mengakhiri pertemuan, Menteri Industri dan Teknologi Turki secara terbuka mengundang Menristek/Kepala BRIN beserta Delegasi Indonesia lainnya, untuk dapat menghadiri Techno Fest pada tanggal 22 September 2020 di Ankara. Saat itu diharapkan  agar Indonesia dapat membawa serta pesawat N-219 agar dapat dipamerkan kepada Presiden Turki dan komunitas riset dan Inovasi dunia yang akan berpartisipasi  dalam agenda tersebut. (ANP)