Pembangunan Berkelanjutan Lindungi Orangutan Tapanuli dari Kepunahan

Mus • Thursday, 16 Jul 2020 - 22:50 WIB

Jakarta - Pembangunan berkelanjutan seharusnya menjadi landasan utama  pembangunan kawasan Area Penggunaan Lain (APL) di Batang Toru, Sumatera Utara, yang selain memiliki habitat spesies orangutan Tapanuli - spesies baru yang diumumkan tahun 2017 - juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan banyaknya pengembang hadir di kawasan ini.

Demikian diungkap pemerhati lingkungan, Emmy Hafild dalam acara bertema ‘Mengelola Habitat Orangutan dalam Kawasan APL’ yang diselenggarakan secara daring oleh CSERM (Center for Sustainable Energy & Resources Management), Universitas Nasional, belum lama ini.

Emmy menambahkan bahwa pembangunan berkelanjutan sangat penting diterapkan di ekosistem Batang Toru. Karena selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, juga memiliki nilai ekonomi serta sosial yang harus dikelola secara baik dan seimbang.

"Tiga dimensi utama, ekonomi, sosial dan lingkungan hidup harus berjalan secara seimbang, kalau tidak seimbang maka pembangunan berkelanjutan tidak tercapai,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa berbagai pihak mengkhawatirkan spesies yang diperkirakan kurang lebih 800 individu ini bakal punah dengan banyaknya pembangunan di kawasan tersebut, termasuk PLTA Batang Toru.

Namun menurutnya studi yang dilakukan CSERM Universitas Nasional, membuktikan fakta sebaliknya. Emmy menjelaskan, pembangunan PLTA Batang Toru dinilai tidak akan  menyebabkan punahnya orangutan Tapanuli. Sebaliknya dengan mitigasi yang tepat, kehadiran PLTA Batang Toru justru dapat menjaga kelestarian orangutan Tapanuli.

Studi terbaru yang dilakukan CESRM Universitas Nasional (UNAS) memprediksikan sekitar 6 individu orangutan menggunakan kawasan hutan PT NSHE. Namun jumlah orangutan ini harus dipastikan mengingat terdapat sifat orangutan sebagai penjelajah dan penetap.

Sementara jumlah tersebut hanya mewakili 0,8% dari estimasi total 800 individu yang ada di seluruh ekosistem Batang Toru. (Mus)