Menko PMK Apresiasi Rumah Observasi Covid-19 Jawa Timur

Mus • Thursday, 16 Jul 2020 - 16:39 WIB

Surabaya - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyediakan rumah pusat observasi COVID-19 di wilayah setempat.

"Tempatnya sangat layak dan representatif sebagai rumah pusat observasi COVID-19," ujarnya di sela mengecek fasilitas di rumah pusat observasi di kompleks Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim di Jalan Balongsari Tama Surabaya, Kamis.

Menko PMK didampingi Ketua Gugus Tugas Pusat Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.

Dalam kunjungan tersebut, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai mendampingi Menteri dan Kepala Gugus Tugas  Doni Monardo mengecek seluruh ruangan maupun fasilitas yang disediakan untuk kepentingan observasi.

"Pak Menko dan Pak Doni ingin mengetahui langsung konsep penanganan pasien COVID-19 di rumah pusat observasi yang disiapkan Ibu Gubernur Khofifah," ucap Aries Agung.

Selain itu, tim dari pusat juga memastikan bahwa semua pasien yang diisolasi aman dari yang lain sehingga tidak menyebar ke mana-mana.

"Seluruh tempat tidur dan fasilitas kami siapkan, seperti tempat olah raga (alat gym), kolam pancing, jalur lari dan lainnya dengan harapan mampu meningkatkan imun," katanya.

Kepada tim gugus tugas pusat, ia juga menjelaskan alur pasien masuk, mulai registrasi, pengecekan kesehatan dan penempatan mereka di kamar-kamar sesuai dengan kondisi pasien.

Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim itu juga menyampaikan bahwa bahwa pasien yang masuk di BPSDM sejak Mei sampai Juli 2020 sudah sebanyak 645 orang.

"Kondisi sekarang masih ada 37 orang, termasuk kedatangan tujuh orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia pada Rabu (15/7) sore," katanya.

Sebagai rumah pusat observasi COVID-19 yang ditunjuk Gubernur Khofifah, kata dia, pihaknya kami siap menerima pasien selama 24 jam karena telah disiapkan tim medis dan perangkat terkait.

"Mayoritas yang di sini statusnya reaktif hasil tes cepat, kemudian jika hasil tes usap positif maka dipindahkan ke rumah sakit lapangan bagi pasien yang gejala ringan dan sedang, serta RS rujukan bagi yang bergejala berat," pungkas pejabat kelahiran Sulawesi Selatan tersebut. (Hermawan)