Studi: Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke, Psikosis, dan Gejala Mirip Demensia

ADM • Thursday, 2 Jul 2020 - 13:15 WIB

LONDON, iNews.id – Sebuah studi pendahuluan terhadap para pasien yang dirawat di rumah sakit menemukan bahwa Covid-19 tak hanya dapat merusak otak. Penyakit itu ternyata juga dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, peradangan otak, psikosis, dan gejala mirip demensia pada beberapa kasus yang parah.

Psikosis adalah kelainan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Sementara, demensia adalah kemerosotan semua kegiatan pikiran karena kerusakan atau penyakit pada otak.

Para peneliti menyatakan, temuan tersebut adalah bentuk paling perinci pertama yang memaparkan serangkaian komplikasi neurologis Covid-19. Mereka pun menggarisbawahi perlunya penelitian yang lebih besar untuk menemukan mekanisme terjadi di belakang fenomena-fenomena tersebut dan membantu para ahli untuk mencari metode perawatan yang tepat terhadap pasien.

“Ini adalah potret penting dari komplikasi Covid-19 terkait otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sangat penting bagi kami untuk terus mengumpulkan informasi ini untuk benar-benar memahami virus ini sepenuhnya,” kata pakar dari University College London, Profesor Sarah Pett, yang ikut memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip Reuters,Rabu (1/7/2020).

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry pada Kamis (25/6/2020) itu melihat secara perinci pada 125 kasus Covid-19 dari berbagai rumah sakit di seluruh Inggris. Peneliti utama dalam riset itu, Benedict Michael mengatakan, penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut berfokus pada kasus yang parah. Dia menjelaskan, data dikumpulkan antara 2 April dan 26 April—ketika Covid-19 masih menyebar secara eksponensial di Inggris.

Hasil studi itu menunjukkan, komplikasi otak yang paling umum terlihat adalah stroke, yang ditemukan pada 77 dari 125 pasien. Dari jumlah tersebut, sebagian besar kasus dialami pasien berusia di atas 60 tahun, dan sebagian besar disebabkan oleh pembekuan darah di otak—yang dikenal sebagai stroke iskemik.

Studi tersebut juga menemukan bahwa 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental yang berubah. Dari jumlah tersebut, sembilan pasien memiliki disfungsi otak yang tidak spesifik, yang dikenal sebagai ensefalopati, dan; tujuh pasien mengalami peradangan otak atau ensefalitis.

Michael menuturkan, temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendefinisikan efek Covid-19 pada otak. “Kami sekarang membutuhkan penelitian terperinci untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi, sehingga kami dapat mengeksplorasi potensi perawatan,” ujar peneliti dari Universitas Liverpool itu.

 

Sumber : inews.id