Meskipun Pandemi Covid-19, Pendidikan Tetap Harus Berjalan

Vir • Friday, 29 May 2020 - 10:48 WIB
Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya

Jakarta - Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang yang turut terdampak dari Pandemi COVID-19.  Saat ini isu kesehatan dan dunia usaha yang terdampak pandemi masih menjadi perhatian utama pemerintah.  Masa depan siswa dan mahasiswa turut terdampak, bukan hanya karena kebijakan pembatasan fisik dan sosial yang membuat mereka harus belajar dari rumah dengan metode daring, akan tetapi juga beban finansial karena orang tua mereka mengalami kesulitan secara keuangan atau bahkan mengalami PHK atau usaha yang bangkrut. Kementrian keuangan memprediki angka pengangguran akan bertambah sekitar 5 juta seiring dengan perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19.  

Angka Partisipasi Sekolah Jangan Sampai Turun

Dampak beban ekonomi warga masyarakat selama masa pandemi membuat kemampuan keuangan ikut melemah. “Tidak dapat dipungkiri, penerimaan mahasiswa baru tahun ini merupakan tantangan buat kami, dan kami yakin semua perguruan tinggi baik negeri dan swasta menghadapi hal yang sama.” ujar Rektor Unika Atma Jaya Jakarta, Dr.A.Prasetyantoko.   “Sebagai lembaga pendidikan tinggi, kami tetap berupaya membantu peserta didik kami jangan sampai tidak menyelesaikan pendidikan mereka, atau lulusan SLTA jangan sampai menunda perkuliahan mereka.”

Serangkaian kebijakan terkait bantuan keuangan telah diluncurkan oleh Unika Atma Jaya yaitu (1) Cicilan biaya semester ganjil  2020/2021 yang diperpanjang hingga Desember 2020, (2) Bantuan pengurangan Rp 500.000 untuk seluruh mahasiswa, bantuan ini total senilai Rp 5,1 M (3) Program Beasiswa bagi mahasiswa terdampak dan beasiswa regular yang angkanya total senilai 16 M. (4) Bantuan pulsa data bagi mahasiswa yang terdampak sebesar Rp 150.000  (5) Pengembalian biaya wisuda bagi mahasiswa yang telah selesai dan mendaftar untuk periode semester genap 2019/2020 ini. Berbagai terobosan keuangan ini setara dengan biaya administrasi umum, listrik, dan air di universitas dalam setahun.   Dalam kondisi ini, universitas berpihak kepada mahasiswa paling terdampak untuk tetap mengijinkan mahasiswa berkuliah walaupun masih memiliki kendala belum menyelesaikan biaya kuliah tepat waktu.

Lebih lanjut Rektor UAJ menyampaikan, “Kami juga melibatkan sivitas akademika dan alumni untuk turut serta berbela rasa melakukan kontribusi untuk selanjutnya disalurkan sebagai beasiswa bagi mahasiswa terdampak pandemi ini.   Kata kunci keterlibatan ini utamanya adalah menumbuhkan solidaritas dan menjaga semangat pendidikan tinggi. Kebijakan bantuan keuangan yang kami lakukan juga bagian dari semangat kepedulian, ini bukan pengorbanan tapi bentuk ikhtiar agar operasional pendidikan tinggi tetap berjalan.  Karena anak-anak kami harus tetap meneruskan cita-citanya.”

Dalam masa yang sulit ini, Unika Atma Jaya bertekad mengedepankan semangat tetap belajar di perguruan tinggi dan mengingatkan kembali perlunya peran serta kolaborasi antara pemerintak, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Rapat dengar pendapat pada April lalu dengan Komisi X DPR RI, Unika Atma Jaya menyebutkan tiga usulan pokok: Mendorong perusahaan telekomunikasi untuk beri layanan khusus kepada perguruan tinggi, mendukung pemerintah menaikkan dana riset kesehatan, serta mendorong Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) untuk melakukan program corporate social responsibility (CSR) bersama. “Bila kita saling berkolaborasi, berbagi kepedulian, maka cita-cita mahasiswa untuk tetap kuliah tak terhambat masa pandemi ini tentu akan terdukung. Pada akhirnya SDM unggul yang dicita-citakan negara ini tidak akan tertunda”, demikian Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni menambahkan. Hal ini sejalan dengan upaya Unika Atma Jaya untuk berkolaborasi secara internal dan eksternal melalui program kepedulian beasiswa bagi mahasiswa terdampak. Dua hal utama sarana berkolaborasi dalam beasiswa ini adalah: beasiswa Rp. 10.000 sebagai donasi bersama dan beasiswa nilai tertentu yang berupa kelipatan satu juta rupiah untuk DUDI atau para pihak yang peduli mahasiswa kita. Dengan dua cara yang utama ini, kami bersolidaritas bagi mahasiswa terdampak pandemi COVID-19.

Unika Atma Jaya juga bekerja sama dengan benikbaik.com untuk menggalang dana bagi siswa agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi atau pun mahasiswa aktif yang kuliah di Unika Atma Jaya dan tidak mampu secara finansial karena terdampak pandemi ini. Harapannya kerja sama ini dapat membantu minimal 10 calon mahasiswa baru atau mahasiswa aktif.

Pendidikan Tinggi Normal Baru (The New Normal)

Pemberitaan media minggu ini mulai menginformasikan wacana diberlakukannya kebiasaan baru perguruan tinggi dalam waktu dekat. Sekjen Dikti Kemdikbud menyatakan menunggu koordinasi dan hasil keputusan dari BNPB dan kementrian Kesehatan terkait wacana ini.

Menyikapi wacana kebijakan pemerintah terkait dilangsungkan kembali proses belajar mengajar.  Unika Atma Jaya telah menyiapkan kebijakan blended learning.  Metode blended learning menggantikan perkuliahan tatap muka sebanyak lima puluh persen melalui metode daring. Metode tatap muka diutamakan untuk perkuliahan yang membutuhkan praktik lapangan atau interaksi kelompok.  Selain itu Unika Atma Jaya juga telah memiliki AtmaZeds yang berisi sekitar 160 mata kuliah dalam format massive open online course (MOOC) yang dapat diakses oleh umum dan mahasiswa lain dan sudah dalam aplikasi yang mobile friendly.  Sebagai validasi pada bulan Mei 2020 ini Unika Atma Jaya meraih penghargaan bintang lima untuk kategori online learning, penghargaan tertinggi dari lembaga pemeringkatan dunia berbasis di London, QS Stars.

Selain kebijakan blended learning, universitas juga tengah mengkaji pelaksanaan program yang tidak melibatkan kerumunan.  Wisuda daring dan seminar daring adalah dua diantaranya.   Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Agustinus Prajaka, menerangkan “Yang menjadi tantangan adalah SOP pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan yang harus beradaptasi karena pandemi ini.  Selain pelaksanaan SOP standar seperti cuci tangan, masker, pengukuran suhu, penyemprotan disinfektan. Dinamika kegiatan mahasiswa juga mengalami adaptasi. Kami mendukung kreativitas mahasiswa untuk tetap berkegiatan dengan kebiasaan baru, the new normal. Selain itu kami juga terus melakukan komunikasi intensif dengan dunia industri untuk bersama bergandengan tangan menghadapi bersama pandemi ini.” (Vir)