Penularan dan Kematian Akibat Covid-19 Terus Meningkat, PSBB Surabaya Raya Gagal

Mus • Friday, 22 May 2020 - 12:41 WIB

Surabaya - Pelaksanaan PSBB tahap ke 2 di Surabaya Raya, yang meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik terancam gagal. Pasalnya penerapan selama 2 pekan, terhitung mulai 12 Mei dan akan berakhir 25 Mei nanti, tidak bisa mengendalikan pertambahan jumlah pasien positif Covid-19 dan menurunkan angka kematian serta mencegah adanya klaster baru. 

Saat ini berdasarkan data dari Gugus Tugas Covid -19 Pemprov Jatim, jumlah pasien positif Covid di Surabaya Raya telah mencapai 395 orang. Sementara angka kematian juga meningkat mencapai 189 orang. Bahkan kemarin dalam sehari ada 15 kematian.

dr. Joni Wahyuhadi Kepala Tim Kuratif Gugus Tugas Covid -19 Pemprov Jatim mengatakan, kondisi ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat untuk disiplin dalam menghadapi Pandemi Covid -19. Masyarakat harus selalu menggunakan masker, cuci tangan, melaksanakan physical distancing dan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari Covid -19.

"Ini warning bagi masyarakat. Mereka harus disiplin secara ketat agar kondisi ini bisa segera terkendali," ujar dr. Joni dalam konferensi pers semalam di Gedung Negara Grahadi.

Lebih lanjut dr. Joni mengatakan, bila masyarakat disiplin maka dalam kondisi ini yang diperlukan hanya masker, handzanitezer, sosial distancing maupun physical distancing saja. Namun jika tidak disiplin makan yang di butuhkan masyarakat adalah rumah sakit, ventilator dan peti mati.

Dia beralasan bahwa jika tidak disiplin, maka akan cepat terjadinya penambahan kasus. Sementara prasarana pelayanan untuk mereka yang berstatus ODP, PDP maupun Positif Covid -19 sangat terbatas. Dan jika demikian maka bisa dipastikan angka kematian akan sangat besar.

"Ini serius bahwa jika masyarakat disiplin maka hanya dibutuhkan masker, handsanitezer dan physical distancing. Tapi jika tidak disiplin maka yang di butuhkan adalah rumah sakit, ventilator dan peti mati," lanjut dokter yang menjabat Dirut RSUD Sutomo tersebut.

Saat ini Jawa Timur menjadi sorotan nasional dalam penambahan jumlah pasien positif Covid -19. Berdasarkan data yang disampaikan Gugus Tugas Penanganan Covid -19 Pusat, dari sekitar 973 penambahan tersebut, 502 berada di Jawa Timur dan 395 atau lebih dari separonya berada di Surabaya Raya yang telah menerapkan PSBB selama 2 periode.

"Coba lihat negara-negara yang telah menang melewati Covid -19 seperti Vietnam, Philipina maupun Thailand. Mereka bisa melewati itu karena masyarakatnya sangat disiplin dalam penerapan protokol kesehatan menghadapi Covid-19. Coba bandingkan dengan masyarakat kita. Teman-teman media bisa menilai sendiri," ungkap dr. Joni.

Ungkapan ini seakan menjadi bentuk kegalauannya dalam penerapan PSBB yang diinisiasi Pemprov Jatim. Pihaknya selaku Ketua Gugus Kuratif penanganan Covid -19 sangat berharap bahwa dengan PSBB di Surabaya Raya akan bisa menekan dan mengendalikan Covid-19. Kenyataannya, dalam 2 periode penerapan yang memakan waktu 28 hari tersebut hasil tidak maksimal. Penularan dan pertambahan masih sangat tinggi, demikian juga dengan  kematian dan penambahan klaster baru di Waru Sidoarjo.

"PSBB ini sebenarnya menjadi alat bagi kita, untuk disiplin dalam menghadapi Covid-19. Termasuk juga disiplin untuk mengisolasi diri jika sudah merasa menjadi bagian yang bisa menularkan Covid, namun anda bisa menilai sendiri seperti apa masyarakat kita," pungkas dr. Joni Wahyuhadi. (Hermawan)