Salah Minum Cairan Hand Sanitizer, Pembuat Video Mesir Meninggal di Penjara

Mus • Wednesday, 6 May 2020 - 14:30 WIB
Penjara Tora di Kairo, tempat narapidana Shady Habash (24) meninggal dunia setelah keracunan alkohol dari cairan sanitasi tangan. (AFP/Khaled Desouki)

Kairo, Mesir – Jaksa umum Mesir, Selasa (5/5), mengatakan bahwa keracunan alkohol telah menyebabkan seorang pembuat video musik muda mati di penjara sesudah ia meminum cairan sanitasi tangan yang dikiranya air.

Shady Habash (24), yang meninggal di penjara Tora di Kairo akhir pekan lalu, dipenjara karena membuat sebuah video musik yang isinya mengkritik Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

“Almarhum memberi tahu dokter yang bertugas bahwa ia meminum sejumlah alkohol pada siang hari sebelum kematiannya,” kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan.

Cairan sanitasi tangan berbahan dasar alkohol didistribusikan kepada narapidana sebagai tindakan perlindungan terhadap pandemi virus corona, tambah pernyataan itu.

Menurut dokter yang merawat, Habash mengira botol itu berisi penuh air dan kemudian mengeluh mengalami kram perut.

Pernyataan itu menambahkan, “Dokter memberinya obat antiseptik dan antispasmodik kemudian memintanya agar dibawa kembali ke sel untuk memulihkan kondisi.”

Namun ketika kesehatan Habash memburuk, dokter memutuskan untuk memindahkannya ke rumah sakit di luar penjara.

Menurut jaksa penuntut umum, dokter mencoba membangunkannya kembali tetapi Habash meninggal dunia di dalam tahanan sebelum dipindahkan ke rumah sakit.

Dalam penyelidikan, jaksa menanyai tiga orang teman satu selnya. Seorang di antaranya mengatakan bahwa Habash mengaku meminum cairan sanitasi “secara tidak sengaja” dan bahwa dua botol berisi 100 mililiter cairan sanitasi tangan itu telah “dibuang ke tempat sampah”.

Berdasarkan dakwaan, Habash ditahan pada Maret 2018 dengan tuduhan “menyebarkan berita palsu” dan “bergabung dengan organisasi ilegal”.

Ia ditangkap setelah menjadi sutradara video musik untuk lagu berjudul ‘Balaha’ dengan penyanyi rock Ramy Essam.

Lirik kritis ‘Balaha’ adalah nama yang diberikan kepada Sisi oleh para pencelanya, yang mengacu pada sebuah karakter dalam film Mesir yang terkenal sebagai pembohong jahat.

Essam sendiri menjadi populer selama pemberontakan rakyat melawan Presiden Hosni Mubarak pada awal 2011. Sejak itu ia menghilang ke pengasingan di Swedia.

Video itu telah ditonton lebih dari 5,8 juta pemirsa di YouTube.

Menyusul pernyataan jaksa penuntut, sejumlah aktivis hak asasi manusia mempertanyakan di media sosial kebenaran detil kematian Habash, dengan alasan bahwa itu sama saja dengan kelalaian paramedis.

Kekhawatiran akan adanya penyebaran virus di penjara yang penuh sesak, membuat para pembela HAM menyerukan pembebasan tahanan politik dan tahanan yang menunggu masa persidangan.

Menurut kelompok HAM, diperkirakan 60 ribu tahanan di Mesir adalah tahanan politik.

Termasuk di dalamnya aktivis sekuler, jurnalis, pengacara, akademisi dan kaum Islamis yang ditangkap dalam aksi penumpasan yang terus berlanjut terhadap perbedaan pandangan, sejak penggulingan presiden militer Islamis, Mohamed Morsi, pada 2013. (lic)