Prada Mendanai Penelitian Ilmiah Tentang Kerentanan Pria terhadap Virus Corona 

Mus • Wednesday, 29 Apr 2020 - 17:51 WIB
Perancang busana Italia, Miuccia Prada - Reuters/Stephane Mahe

Milan, Italia – Selain menghentikan produksi barang-barang fesyen dan beralih pada produksi pasokan medis, merek-merek mewah dunia saat ini juga mencari cara dalam jangka panjang untuk menghadang penyebaran Covid-19. Beberapa merek ternama telah memberikan bantuan finansial untuk program-program penelitian yang menyelidiki dampak virus dan pada akhirnya menemukan obatnya. 

Dilansir Reuters, Rabu (29/4), yang terbaru mengumumkan dukungannya untuk penelitian ilmiah adalah Prada Group yang berbasis di Milan, Italia. Pada Senin (27/4), perusahaan mengungkapkan bahwa mereka secara finansial mendukung proyek Proteggimi dari Rumah Sakit San Raffaele di Milan, yang sedang meneliti perbedaan dampak Covid-19 terhadap pria dan wanita. 

Proyek tersebut, yang dikoordinir oleh ahli urologi dan andrologi Prof. Andrea Salonia, berupaya menemukan mengapa virus corona secara dominan lebih mempengaruhi pria dan aktivitas yang didorong oleh hormon seks pria. Jumlah donasi untuk proyek tersebut tidak diungkapkan. 

Menurut data klinis, pria dilaporkan mengalami 66% kematian akibat Covid-19 di Italia – persentase meningkat seiring kelompok usia yang semakin muda. Pria juga diketahui lebih mungkin membutuhkan perawatan di ICU, yaitu 82% dari semua yang terdaftar di wilayah Lombardy (provinsi di mana Milan adalah ibu kotanya). Para peneliti percaya bahwa hormon seksual, khususnya testosteron, dapat menjelaskan perbedaan ini. 

“Sangat penting untuk memeriksa data terpisah untuk pria dan wanita jika kita ingin memahami apakah kadar testosteron ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, dan untuk memahami dampak jangka panjang pada kesehatan pria secara keseluruhan yang telah sembuh dari virusnya,” kata Prof. Salonia. “Kami berharap penelitian ini akan menghasilkan hasil pertama dalam beberapa pekan ke depan.” 

Sebelumnya pada Maret lalu, Prada juga mengumumkan bahwa pabriknya di Montone, Italia, akan digunakan untuk produksi masker dan pakaian medis untuk mengatasi kekurangan APD di negara itu. 

Pada Rabu (29/4), Italia telah melaporkan 201.505 kasus Covid-19 dengan 27.359 kematian. (lic)