COVID-19 “Terkendali”, Jerman Mulai Buka Diri

Mus • Monday, 20 Apr 2020 - 16:32 WIB
Beberapa toko di Koln akan dibuka kembali Senin (20/4) - AFP

Berlin, Jerman – Jerman mengambil langkah pertama untuk kembali pada kehidupan normal mulai Senin (20/4), terlihat dari toko-toko kecil di beberapa wilayah yang kembali dibuka untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir, setelah politisi menyatakan virus corona “terkendali”.

Dilansir Channel News Asia, Senin (20/4), dari toko bunga hingga toko pakaian, sebagian besar toko kecil dengan luas kurang dari 800 meter persegi akan diizinkan menerima pelanggan kembali, dalam gelombang relaksasi tahap pertama terhadap kebijakan pembatasan ketat kehidupan publik yang diterapkan bulan lalu.

Kanselir Angela Merkel dan para kepala negara bagian pekan lalu mengumumkan keputusan untuk melakukan pembukaan kembali wilayah, meskipun mereka mengambil langkah awal itu dengan berhati-hati.

Meskipun sejumlah toko akan mulai buka pada Senin ini, semua dari 16 negara bagian di Jerman menerapkan aturan yang sedikit berbeda satu sama lain dalam hal melonggarkan kebijakan pembatasan publik di wilayahnya masing-masing.

Di beberapa negara bagian seperti ibukota, Berlin, pembukaan kembali akan memakan waktu lebih lama.

Merkel, yang mendapat pujian atas caranya menangani krisis Covid-19, berharap untuk menghidupkan kembali perekonomian Jerman yang sedang sakit dan secara resmi telah memasuki resesi pekan lalu.

Dengan 139.897 kasus yang dikonfirmasi dan 4.294 kematian per Minggu (19/4), Jerman menjadi salah satu negara yang paling parah terkena Covid-19, namun juga salah satu negara yang paling cepat bereaksi.

Pada Jumat (17/4), Institut Kesehatan Masyarakat Robert Koch mengumumkan bahwa tingkat infeksi telah turun di bawah satu untuk pertama kalinya, sehingga Menteri Kesehatan Jens Spahn mengumumkan bahwa virus corona telah “terkendali”.

Namun Merkel, yang juga melakukan karantina mandiri selama dua pekan pada awal bulan ini sebelum menerima hasil tes negatif Covid-19, telah memperingatkan bahwa keberhasilan Jerman ini masih “rapuh”.

“Kita tidak akan dapat kembali ke kehidupan normal kita untuk waktu yang lama,” kata rekannya di partai konservatif, Armin Laschet, kepala negara bagian North-Rhine Westphalia, wilayah terpadat di negara itu.

Dalam sebuah wawancara dengan mingguan Der Spiegel, Laschet memperingatkan bahwa beberapa aturan pembatasan virus corona mungkin saja dipertahankan hingga 2021 mendatang.

Larangan pertemuan lebih dari dua orang dan persyaratan menjaga jarak lebih dari 1,5m di tempat publik tetap berlaku.

Itu berarti profesi penata rambut, yang awalnya dianggap sebagai bisnis yang esensial, tidak dapat dibuka hingga setidaknya 4 Mei.

Objek-objek budaya, bar, pusat rekreasi dan salon kecantikan juga tetap ditutup untuk sementara waktu, sedangkan acara publik berskala besar seperti konser dan pertandingan sepak bola telah dilarang hingga 31 Agustus mendatang.

Tetapi Jerman dapat berharap untuk setidaknya memperlonggar beberapa aturan penutupan, meskipun tidak semua warga menyambutnya dengan baik.

Dengan belum dibukanya toko-toko yang lebih besar, Asosiasi Perdagangan Jerman pada Jumat (17/4) memperingatkan kemungkinan akan terjadinya “distorsi kompetisi”.

Namun Menteri Ekonomi Peter Altmaier membela aturan pembatasan-800-meter-persegi, dengan mengatakan bahwa “pembatasan hanya dapat dilonggarkan sedikit demi sedikit”.

Sekolah-sekolah juga akan dibuka sebagian dalam beberapa pekan mendatang, di mana mayoritas negara bagian akan menerima kembali siswa yang lebih tua mulai 4 Mei.

Kebijakan pendidikan secara tradisional diputuskan di tingkat negara bagian di Jerman, dan Bavaria, wilayah yang paling parah terkena virus sejauh ini, masih akan menutup sekolah di wilayahnya lebih lama sepekan.

Pada 29 April mendatang, menteri pendidikan daerah akan mempresentasikan rencana konkret tentang bagaimana aturan jarak sosial masih dapat diterapkan di ruang kelas.

Jerman berharap dapat menggabungkan pencabutan aturan pembatasan dengan upaya penelusuran penyebaran Covid-19 yang lebih efisien.

Negara itu berharap dapat menambah jumlah pengujian yang dilakukan (saat ini telah diuji sekitar 2 juta orang), serta berupaya menghasilkan sekitar 50 juta masker pelindung.

Meski belum diwajibkan, Merkel menyatakan pemerintah “sangat menyarankan” penggunaan masker di tempat publik.

Dengan lebih banyaknya pergerakan populasi yang diperkirakan akan terjadi pada saat toko dibuka kembali, negara bagian timur Mecklenburg-Vorpommern dan Saxony telah mewajibkan penggunaan masker di angkutan umum.

Dengan demikian mereka mencontoh apa yang dilakukan Kota Jena, yang secara sepihak menerapkan penggunaan masker pada awal bulan ini.

Menurut media Jerman, dalam sepekan terakhir tidak ada kasus baru di Kota Jena. (lic)