Cerita Lockdown India Disambut 1,3 Milyar Tepuk Tangan

• Saturday, 4 Apr 2020 - 22:15 WIB

NEW DELHI - Sejak Rabu 25 Maret pukul 00.00 India dinyatakan totally lock down dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Artinya 1,3 milyar penduduk India harus berada di rumah selama 21 hari. Sekolah dan kantor ditutup, kecuali yang amat vital. Kereta SubWay berhenti, armada bus amat dikurangi dan hanya boleh untuk yang bertugas. Toko makanan dan farmasi tetap buka, tapi masuk kedalam toko harus menerapkan physical distancing. Bandara pun ditutup, sehingga saya yang biasa sebulan sekali ke Jakarta maka dalam bulan Maret ini terpaksa hanya ngobrol dengan Cucu di Jakarta lewat Face Time saja.

”Tahapan” pengambilan keputusan lockdown India menarik juga. Kamis 19 Maret diumumkan bahwa hari Minggu 22 Maret adalah “Janta Curfew“ (Jam malam masyarakat) seluruh India hrs dirumah jam 07.00 - 21.00. Saya pun nonton TV dirumah saja.

Uniknya, pada jam 17.00 seluruh penduduk diminta ke balkon dan teras rumahnya msg2 untuk bertepuk tangan selama 5 menit untuk berterimakasih pada petugas yang bekerja melayani masyarakat (kesehatan, polisi, pelayanan umum dll.). Ini bentuk ucapan terimakasih dari 1,3 milyar orang ke petugas kesehatan dan petugas lapangan lain.

Lalu, di hari Minggu 22 Maret itu di malam harinya jam 21.00 beberapa State (termasuk New Delhi tapi belum seluruh negeri) mengumumkan penduduk untuk dirumah saja (tidak terlalu ketat banget) selama 10 hari kedepan. Senin 23 Maret saya masih ke kantor walau di WHO SEARO hanya Direktur dan staf inti yang masuk, jadi seluruh ”Department Communicable Diseases” hanya saya sendirian yang masuk dan duduk tenang pakai baju batik di kantor.

Akhirnya, Selasa 24 Maret jam 20.00 India mengumumkan bahwa sejak jam 12 malam nya seluruh India langsung lockdown total. keesokan harinya jalana kosong, seperti di kompleks rumah saya. Sebagian gerbang pun ditutup untuk keamanan. Saya bersama 1,3 Milyar penduduk bekerja dari rumah, termasuk menulis pengalaman yang baru sekali saya rasakan seumur hidup ini. Selain bekerja dari rumah, saya sempat juga mengikuti webinar RS di Indonesia, diwawancara lewat Instagram Live. Bahkan pagi ini saya mengajar program S3 FIK UI Lewat google meet, saya di New Delhi, Ketua Program Studi di Kampus UI Depok dan mahasiwa S3 nya di rumahnya masing2 di daerah WIB, WI Tengah dan WI Timur.

Semoga COVID-19 dapat segera ditangani di muka bumi ini.

 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Professor Tjandra Yoga Aditama. Kini, Tjandra menjabat Diplomat World Health Organisation (WHO) South East Asia Regional Office (SEARO) yang berkantor di New Delhi, India. (ANP)