Minat Perusahaan Keluarga Go Public di Jatim Tinggi

• Friday, 28 Feb 2020 - 15:33 WIB

Surabaya - Pasar Modal Indonesia berhasil mencatatkan 76 Perusahaan baru di bursa saham. Hal ini menunjukkan peningkatan 22,27% total fund raised Initial Public Offering (IPO), yaitu Rp 150,3 triliun di 2019 dibanding tahun sebelumnya Rp 123,6 triliun.

Pada 2019 lalu, survey menunjukan, inklusi pasar modal di Indonesia masih sangat rendah. Hingga 31 Januari 2020, jumlah investor di Indonesia masih sekitar 1.117.025 SID atau hanya 0,45% dari populasi Indonesia.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jatim, Dewi Sriana Rihantyasni (Ana) mengatakan, peningkatan ini menunjukkan minat perusahaan masih tinggi untuk mencari alternatif pendanaan di pasar modal. kegiatan ini untuk mendukung dan mendorong perusahaan di Jatim agar lebih maju dan berkembang menjadi perusahaan tercatat.

Berdasarkan data yang dikeluarkan KSEI, jumlah investor di Jatim sekitar 139.187 SID atau 0,35% dari total penduduk Jatim, yakni 40 juta orang. Jatim memiliki pertumbuhan GDP regional 5,52% yang berada di atas pertumbuhan GDP Nasional di tingkat 5%.

“Hal ini menunjukkan Jatim memiliki potensi yang tinggi untuk berkembang di bidang ekonomi, dan pasar modal pada khususnya,” kata Ana saat Business Owner Workshop 2020: “Suksesi Perusahaan Keluarga melalui IPO”, Kamis (27/2/2020) di Hotel Kampi Surabaya.

Acara digelar PT BEI bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) .

Kegiatan seperti ini sering digelar di berbagai kota di Indonesia. Untuk di Surabaya hasil kolaborasi 5 komunitas Tionghoa di Surabaya, yaitu Organisasi Sarjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDDHI), Perkumpulan Marga Huang Jatim, Generasi Muda Indonesia Tionghoa Jatim (Gema Inti), Komunitas Billionnaire Mindset Jatim dan Muda Mudi Perkumpulan Hwie Tiauw Ka (HAKKA) Surabaya.

Workshop ini diharapkan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk dapat melakukan pendanaan di pasar modal dan menjadi pilihan produk bagi investor dalam berinvestasi. Juga melalui go public, perusahaan dapat berkembang menjadi lebih besar dan dipandang lebih professional, transparan dan akuntabel.

Sementara Ong Pendopo Winoto dari Komunitas Pengusaha Jatim, menyambut baik workshop yang digelar BEI ini. Dimana dari target 80 peserta membludak hingga lebih dari 100 peserta.

“Ini menunjukkan animo pengusaha Jatim, terutama Surabaya menunggu workshop ini. Kami mewakili komunitas pengusaha dan Tionghoa Jatim berharap kegiatan ini gelar lagi minimal rutin setiap tahun,” ujarnya. (Hermawan)