Keluarga Tuntut Israel Pulangkan Jasad Pria Palestina yang Dibuldoser

• Tuesday, 25 Feb 2020 - 13:42 WIB
Foto/Palestine Chronicle

KHAN YOUNIS - Mohammed Ali Al-Naem, 27, pria Palestina yang dicurigai menanam bom di pagar perbatasan Israel-Gaza ditembak mati tentara Israel dan jasadnya diseret dengan buldoser pada hari Minggu. Keluarganya kini menuntut rezim Zionis Israel memulangkan jasad pria tersebut untuk dimakamkan.

Di rumah keluarga al-Naem di wilayah barat Khan Younis, Gaza, kerabat Mohammed Ali Al-Naem berkumpul untuk berduka atas kehilangan seorang ayah, suami dan putra tercinta.

"Putra saya tidak ada tandingannya, dia adalah segalanya bagi saya," kata Ibu Mohammed, Mirvat, 56. "Dia baik hati, religius dan sangat bermoral. Saya tidak bisa membayangkan dia pergi," katanya lagi, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (25/2/2020).

Seorang jurnalis lokal merekam adegan kekejaman tentara Israel terhadap jasad Mohammed. Video itu telah viral di media sosial. Dalam video tersebut sekelompok pria Palestina berusaha mengambil jasad Mohammed ketika sebuah buldoser militer Israel mendekat.

Suara tembakan dapat terdengar ketika sekelompok pria Palestina bergegas menjauh dari jasad Mohammed. Jasad itu didekati buldoser militer Israel setelah sekelompok pria Palestina itu mengalami beberapa kali kegagalan untuk mengambil jasad korban. Jasad Mohammed terlihat menggantung di gigi sendok dengan sepotong pakaian saat buldoser berputar dan menyeretnya ke arah pagar perbatasan.

Beberapa foto jasad Mohammed yang dibuldoser dan diangkut kendaaraan berat itu telah menyebabkan kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina dan keluarga menuntut pemulangan jasad tersebut secepatnya untuk dimakamkan.

"Bukankah cukup mengerikan bahwa mereka membunuh anak muda saya? Apa yang mereka lakukan adalah kejahatan besar terhadap kemanusiaan," kata Mirvat.

"Yang saya inginkan adalah mereka membawa anak saya kembali...Adalah hak saya untuk melihatnya untuk yang terakhir kalinya dan mengucapkan selamat tinggal padanya dan menguburnya di dekat (di mana) saya untuk dapat mengunjunginya."

Istri Mohammed, Hiba, 25, yang berjuang untuk berbicara dengan meneteskan air mata, menggambarkan suaminya sebagai kepala keluarga yang baik hati dan pekerja keras.

"Mohammed adalah pria yang sangat baik dan sangat luar biasa. Saya tidak bisa membayangkan ini terjadi padanya," katanya kepada

Al Jazeera. "Kami sudah menikah selama satu setengah tahun dan dia sangat lembut dan manis kepada saya. Bayi kami berusia kurang dari setahun, apa yang dia lakukan untuk tumbuh dewasa tanpa ayahnya?".

Hiba mengatakan Mohammed adalah seorang insinyur yang bekerja dengan perusahaan yang berbeda saat ia mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Dia berkata bahwa dia tidak akan menonton video buldoser Israel mengangkut jasad suaminya.

Wartawan Palestina, Muthana al-Najjar, 36, mengatakan dia mengetahui bahwa ada insiden di dekat pagar perbatasan di dekat Khan Younis sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat pada hari Minggu dan bergegas ke tempat kejadian dengan peralatan kameranya.

"Adegan kejadian itu mengerikan," katanya. "Ada penggelaran intensif tentara Israel di gundukan pasir. Ada juga tank tempur Merkava Israel berdiri di gundukan pasir, tembakan langsung ditembakkan dari pihak Israel," katanya, seraya menambahkan bahwa satu orang terbaring di dekat sebuah sepeda motor.

Menurutnya, sekelompok pria Palestina telah berkumpul dan melakukan beberapa upaya untuk mengambil jasad korban, tetapi mereka menghadapi tembakan langsung dari tentara Israel.

"Upaya penyelamatan pertama dilakukan oleh empat petani sipil yang mengambil gerobak dorong dan mencoba mendekati tubuh Mohammed, tetapi tentara menembakkan tembakan langsung ke arah mereka dan upaya mereka untuk mengambil mayat itu gagal," kata al-Najjar.

"Lebih banyak penduduk di daerah itu datang ke lokasi kejadian, dan ada pengeras suara yang meminta orang untuk bergegas dan berusaha untuk mengambil mayat sebelum tentara datang dan mencurinya seperti yang telah terjadi beberapa kali sebelumnya."

Ketika lebih banyak orang berkumpul di dekatnya, al-Najjar mengatakan kendaraan Israel, termasuk buldoser militer, mendekati daerah itu.

"Buldoser itu belum ada di sana, jadi empat orang muda berhasil mencapai tubuh (korban) dan meletakkan sang syuhada di atas gerobak, tetapi dia jatuh dalam perjalanan kembali karena tembakan Israel dan mereka takut tertembak. Mereka mencoba membawa dia lagi, tetapi tentara Israel menembak salah satu dari mereka, dan dia terluka sehingga keseimbangan mereka terganggu, dan martir itu jatuh lagi."

"Selama upaya penyelamatan ketiga, buldoser memasuki Gaza dengan tank. Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, kami melihat buldoser Israel memasuki sekitar 70 meter ke Gaza," kata al-Najjar.

"Ketika satu orang berhasil mendapatkan tubuh Mohammed, buldoser itu berlari ke arah mereka dan menggunakan sendoknya untuk menahan tubuh itu, sementara tentara menembak penyelamat di kakinya. Penembakan itu berlanjut sehingga orang tidak bisa mendekati tubuh itu."

(mas)

( Sumber : Sindonews.com )