Risma Undang Tokoh Maluku di Surabaya, Pasca Bentrokan Antar Kelompok Masyarakat

• Thursday, 13 Feb 2020 - 15:24 WIB

Surabaya - Walikota Surabaya Tri Rismaharini, hari ini melakukan pertemuan dengan keluarga besar Maluku Satu Rasa (M1R), untuk bersama-sama meredam gejolak sosial pasca bentrokan antar kelompok masyarakat di sebuah tempat hiburan malam di Surabaya. 

Bentrokan tersebut mengakibatkan seorang pemuda Maluku meninggal dunia dan beberapa lainnya mengalami luka. Erick Reginald Tahalele pembina M1R mengatakan, keluarga besar Maluku di Surabaya sudah berkomitmen tidak terpancing dengan peristiwa tersebut. Mereka berharap pada polisi dan Pemkot Surabaya bisa menuntaskan kasus tersebut. 

"Kita percaya pada Mama Risma untuk membantu kami menyelesaikan kasus ini. Ajakan Mama Risma agar keluarga Maluku ikut menjaga Surabaya akan kami turuti dan kami tidak akan terpancing dengan situasi ini," ujar Erick yang juga mantan anggota DPRD Surabaya tersebut.
 
Sejauh ini belum ada titik terang dari kasus tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara dan meminta keterangan dari beberapa saksi.

Pasca kejadian tersebut, ratusan pemuda Maluku sempat mendatangi Club Pentagon tempat bentrokan antar pemuda yang menyebabkan seorang pemuda Maluku meninggal. Mereka juga mendatangi MapolsekTegalsari untuk menanyakan perkembangan pengusutan kasus tersebut. Aksi sempat memanas, namun bisa diredam oleh polisi 

Sementara itu Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan bahwa dirinya sudah menelepon Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho untuk menanyakan perkembangan pengusutan kasus tersebut. Walikota juga memint masyarakat Maluku di Surabaya untuk ikut menjada Surabaya dan tidak mudah terprovokasi dengan kejadian tersebut 

"Saya sudah menelepon Kapolrestabes pasca kejadian tersebut. Juga berkoordinasi dengan Pak Erick (tokoh Maluku di Surabaya). Selain itu rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi juga sudah saya serahkan polisi untuk membantu pengungkapan kasus tersebut," ujar Risma.

Risma berharap, kasus tersebut segera terungkap dan tidak membawa dampak sosial. Sehingga situasi aman dan tenteram di Surabaya tetap terjaga. Namun demikian Risma tidak mau intervensi dalam tugas polisi mengungkap kasus tersebut.

"Saya tidak akan intervensi karena itu sewenang-wenang dan mengambil hak orang lain. Sepenuhnya saya serahkan pada kepolisian, baik Polrestabes Surabaya maupun Polda Jatim," pungkas Risma. (Hermawan)