Pemakaman Umum di Takalar Rusak Terkena Abrasi, Kain Kafan Terlihat Warga

• Wednesday, 15 Jan 2020 - 11:18 WIB
Warga di pesisir pantai membuat tanggul untuk menahan gelombang ombak dan meminimalisasi abrasi. (Foto: Dok iNews).

TAKALAR - Sebuah tempat pemakaman umum (TPU) di Desa Sampulungan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) rusak akibat terkena abrasi pantai. Warga sampai melihat kain kafan hingga tulang belulang di permukaan tanah.

TPU tersebut memang berada di kawasan pesisir, tepatnya di Desa Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara. Abrasi yang disebabkan karena ombak pantai kian parah ditambah cuaca ekstrem belakangan hari ini.

Sekretaris Desa Sampulungan, Kaswandi mengatakan, terdapat dua rumah warga yang ambruk, satu rusak dan TPU terkikis. Kondisinya sudah sangat memprihatinkan, bahkan ada warga yang sampai melihat ada kain kafan serta tulang belulang di sana.

"Sekarang masyarakat bergotong royong membuat tanggul untuk penahan sementara, walau dengan bahan seadanya yang jelas ada usaha dulu," kata Kaswandi saat dikonfirmasi wartawan di Kabupaten Takalar, Sulsel, Rabu (15/1/2020).

Menurut dia, abrasi ditambah dengan cuaca ekstrem akan semakin mengancam ratusan keluarga di wilayah desanya. Mereka berpotensi kehilangan tempat tinggal karena dataran tanah terkikis abrasi.

Karena itulah warga berupaya membangun penahan seadanya. Tanggul berfungsi dan dijadikan sebagai pembatas dengan harapan, mampu meminimalisasi dampak abrasi, karena hempasan ombak gelombang laut yang semakin masuk ke permukiman.

"Sepekan terakhir ini, abrasi sudah mencapai lima meter dari bibir pantai. Jika terus menerus tergerus, dampak abrasi itu dipastikan akan masuk sepenuhnya ke kawasan pemukiman warga," ujarnya.

Kondisi ini disebutkan Kaswandi bahkan telah berlangsung selama kurun waktu dua tahun terakhir. Tepatnya sejak 2018 lalu dan kian memprihatinkan. Sebab, warga mulai mengalami kerugian materiil.

"Kerugian materiil akibat dampak dari abrasi di kawasan pesisir Desa Sampulungan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah," kata Kaswandi.

 

Editor : Andi Mohammad Ikhbal

( Sumber : iNews.id )