Jadi Destinasi Akhir Tahun Terfavorit: Alexiz Bangun Hotel di Yogyakarta

Fajar Rasdianto • Friday, 13 Dec 2019 - 20:16 WIB

Yogyakarta, 13 Desember 2019- Menjelang liburan akhir tahun, Kota Yogyakarta masih menjadi salah satu destinasi paling diperbincangkan di media sosial. Perusahaan media intelligence Insentia memantau perbincangan terkait pariwisata dan liburan akhir tahun sebanyak 139.438 buzz di media sosial dalam kurun waktu 1 Oktober hingga 8 November 2019.

“Berdasarkan volume perbincangan ini, kami melihat bahwa masyarakat sangat antusias membicarakan liburan dan tempat destinasi yang ingin dituju menjelang libur akhir tahun yang datang sebentar lagi,” kata Rendy Ezra Insights Manager Insentia Indonesia.

Dalam pantauannya Insentia, Jogja ternyata menjadi destinasi wisata nomor satu yang banyak dibicarakan orang di media sosial yakni 40.988 buzz, diikuti Bali 37.797 buzz.

Menangkap peluang itu, kini banyak hostel atau penginapan low budget yang muncul di Yogyakarta. Salah satunya adalah hostel Alexiz yang terletak di Jl Prawirotaman 2 No 39, Brotokusman, Yogyakarta-milik Arief Budiyanto dan Dimas Laksamana.

Hostel seluas 140m2 ini baru saja beroperasi pada bulan Oktober ini.

“Basic-nya kami developer properti, tapi ingin menangkap potensi pariwisata di Yogyakarta. Kami lihat lokasi yang kami punya bagus. Daerah Prawirotaman daerah yang disukai turis asing maupun turis milenial karena banyak kafe hits. Lokasi hostelnya juga dekat dengan Alun-Alun Selatan dan Pusat Kota Yogyakarta (Malioboro). Apalagi lokasi hostel kami juga dekat dengan coffe shop yang dipakai syuting film AADC 2 yang hits tempo lalu,” ujar Arief Budiyanto atau kerap dipanggil Arbud.

Tak sekadar menawarkan penginapan dengan harga yang terjangkau, hostel ini juga menawarkan desain unik nan eklektik yakni memadukan beberapa desain menjadi satu kesatuan sehingga terlihat harmonis mulai dari gaya etnik, seni gambar, lawas hingga natural.

Dari teras rumah, kita akan disambut oleh furnitur bergaya lawas pada meja dan kursinya. Yang unik, jendela antik dibuat menjadi partisi dapur. Tak hanya kesan tempo dulu, suasana alam juga terasa dari partisi dinding yang terbuat dari material bambu.

Dimas Laksmana, salah satu pemilik hostel ini mengaku mencari barang-barang antik ini sendiri. “Untuk furnitur seperti meja dan kursi lawas kami cari di daerah Bantul. Di sana ada tempat yang khusus menjual barang-barang seperti ini,” ujar Dimas.

Tak hanya area teras, area kamar mandi juga menjadi point of interest. Kamar mandi yang terbuat dari batu bata ekspos, material bambu dan juga ubin tegel yang otentik membuat sensasi mandi menjadi berbeda.

"Kami ingin orang mendapat experience berbeda ketika mandi di hostel kami,” ujar Arbud.

Tak berhenti sampai di situ, gaya eklektik juga terlihat hingga area kamar tidur. Mulai dari ceiling yang terbuat dari anyaman bambu, lukisan bertema etnik hingga tempat tidur tingkat yang unik.
Hostel Alexiz  sendiri memiliki 4 kamar tidur dengan total 16 tempat tidur.

Setiap kamar terdiri dari 2 tempat tidur tingkat sehingga total ada 4 tempat tidur pada setiap unit. Karena memang sasarannya untuk backpacker, tarif satu tempat tidur ditawarkan mulai dari Rp 70 ribu per hari.

"Dengan harga itu, kami sudah menyediakan fasilitas wifi, water heater, dapur terpisah hingga AC di setiap kamar,” pungkas Dimas.