Bangkok Bank Akuisisi Bank Permata

• Thursday, 12 Dec 2019 - 19:29 WIB

JAKARTA - Bangkok Bank Public Company Limited ("Bangkok Bank" atau "Bank") hari ini mengumumkan bahwa Bank telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank ("Standard Chartered") dan PT Astra International Tbk ("Astra") untuk mengakuisisi total 89,12% kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (“Permata”) di Indonesia (“Transaksi”). 

Transaksi diharapkan akan selesai pada tahun 2020. Bangkok Bank mengantisipasi penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk sisa 10,88% saham di Permata setelah merampungkan akuisisi saham kepemilikan sebesar 89,12%. 

Chairman Bangkok Bank Piti Sithi-Amnuai memastikan perusahaan telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan Standard Chartered Bank (Standard Chartered) dan PT Astra International Tbk. Transaksi diharapkan akan selesai pada tahun 2020. Bangkok Bank mengantisipasi penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk sisa 10,88 persen saham di Permata setelah merampungkan akuisisi saham kepemilikan sebesar 89,12 persen.

“Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama bagi kami, karena Indonesia adalah salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung, demografi yang menguntungkan, dan dengan peningkatan integrasi regional ASEAN,” ujar dia dalam keterangannya, Kamis (12/12/2019).

Penyelesaian transaksi tunduk pada sejumlah kondisi sebelumnya termasuk persetujuan regulator dari Bank of Thailand dan OJK, serta persetujuan rapat umum pemegang saham Bangkok Bank.

Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank.

Akuisisi ini diharapkan akan menambah keuntungan per saham (earnings per share) dan pengembalian ekuitas (return on equity) Bangkok Bank segera setelah proses akuisisi selesai. Posisi modal Bank juga diperkirakan akan tetap kokoh setelah penyelesaian Transaksi.

Bloomberg sebelumnya melaporkan, Bangkok Bank kepincut untuk mengakuisisi 90 persen saham Bank Permata. Adapun nilai kapitalisasi pasar bank tersebut mencapai 2,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp32,3 triliun.

Bangkok Bank memang tengah mencari peluang di pasar regional untuk memperluas binsisnya. Perusahaan ini juga bersaing dengan salah satu calon investor kuat lain, yaitu Sumitomo Mitsui Financial Group. 

Sumitomo sebelumnya gencar berekspansi di dalam negeri. Belum lama ini, perusahaan mengakuisisi Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan kepemilikan saham sebesar 92,42 persen. Pada Februari 2019. BTPN pun dimerger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Chartsiri Sophonpanich, Presiden Bangkok Bank, mengatakan berdasarkan pengalaman langsung perseroan di Indonesia dan pemahaman mendalam tentang sektor perbankan, pihaknya meyakini bahwa sektor perbankan Indonesia siap untuk terus tumbuh dan tetap mempertahankan marjin yang sehat.

"Permata menawarkan platform kokoh yang melengkapi tujuan strategis kami, termasuk jaringan distribusi yang luas, merek ritel yang kuat, serta kecanggihan kemampuan digital. Kami sangat menanti kesempatan untuk dapat bekerja sama dan mendukung manajemen dan karyawan Permata agar dapat terus mengalami peningkatan ke tingkat berikutnya," katanya.

Bangkok Bank adalah bank Thailand dengan jaringan internasional paling luas, yang hadir di 14 negara dengan pinjaman internasional melalui jaringan ini menyumbang 17% dari total pinjaman Bank.

Manajemen Bangkok Bank menegaskan perseroan akan terus mendukung nasabah Permata dengan memberikan produk dan layanan berkualitas tinggi dan mempromosikan inklusi keuangan dan literasi keuangan.

Bank juga berkomitmen untuk mendukung korporasi dan UKM lintas industri (termasuk sektor pertanian dan otomotif) dalam mencapai tujuan bisnis mereka.

"Terdapat peluang nyata sinergi antara kedua platform," kata Sophonpanich menambahkan.

"Dengan kehadiran kami yang luas di Asia, Bangkok Bank akan menciptakan kapasitas lintas-batas di pasar-pasar utama Asia kepada para klien Permata; hal yang akan menjadi penting mengingat meningkatnya integrasi regional, di kawasan ASEAN dan wilayah Tiongkok Raya."

Sebelum Bank Permata diakuisisi, Standard Chartered, bank asal Inggris menguasai 44,56 persen saham Bank Permata, sementara 44,56 persen saham lainnya dikuasai PT Astra International Tbk (ASII). Adapun sisanya dipegang oleh publik.

Sejumlah perusahaan asing memang membidik Bank Permata untuk akuisisi. DBS, bank asal Singapuran juga mengkaji kemungkinan untuk menawar Bank Permata. Sebelumnya beredar nama Oversea Chinese Banking Corp (OCBC) yang turut mengincar Bank Permata. Dari dalam negeri ada nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.