Upaya Labuan Bajo Menuju Destinasi Super Premium

• Tuesday, 10 Dec 2019 - 17:08 WIB
Pulau Padar, bagian dari Taman Nasional Komodo ​​​​​​​

Penulis: Arief Sinaga

Manggarai Barat - Wisata bagi "kaum tajir" bernama super premium bukanlah hal baru dalam praktik industri wisata global. Indonesia terhitung 'baru belajar' bahkan boleh dibilang terlambat dibanding negara lain yang sudah menggarapnya, seperti Maladewa (Maldives), Australia, dan Selandia Baru (New Zealand).

World Wealth Report (2013) menyebutkan kaum elit ini membelanjakan minimal US$50.000 (Rp 700 juta) sekali kunjungan!

Jauh sebelum Labuan Bajo ditetapkan sebagai tujuan wisata premium, Bank Indonesia bersama Pemda NTT telah merumuskan framework pengembangan pariwisata "estate in the ring of beauty".

Dinas pariwisata provinsi NTT telah mengidentifikasi 22 kawasan pariwisata prioritas yang akan dikembangkan dalam mengejar target 3 juta kunjungan wisata di 2023. Sementara 7 kawasan wisata ditargetkan dilaksanakan hingga akhir 2019 diantaranya adalah danau Kelimutu, Lamalera, Mulut Seribu dan Pantai Moru.

Asisten Direktur Kantor perwakilan BI provinsi NTT, Rut W Eka Trisilowati mengatakan, pengembangan pariwisata provinsi NTT dilaksanakan dengan pendekatan 5A2P, diantarany; 

1. Atraksi, yakni destinasi exclusive pulau Komodo-Padar dan destinasi bawah laut.

2. Akses, peningkatan jalan provinsi, kabupaten/kota hingga desa, preservasi jalan Labuan Bajo-Malwata, serta peningkatan jalan kawasan pariwisata Waecicu.

3. People, pelatihan koki dan tour guide serta manajemen operational cottage oleh BUMDES.

Sementara itu menurut Rut, dalam rangka melaksanakan program strategis BI mengelola defisit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Kpw BI provinsi NTT melaksanakan pengembangan desa wisata di Kp. Melo, desa Liang Ndaru  dengan membangun rumah adat "Mbaru Gendang" yang diresmikan deputi gubernur senior BI Destry damayanti

Data BI menunjukkan, pertumbuhan ekonomi provinsi NTT pada triwulan III 2019 mencapai 3,87 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan II yang mencapai 6,58 persen.

Sementara itu kepala dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus rinus menyambut gembira ditetapkannya Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium.

"Ini anugerah bagi kami, Tuhan menciptakan Manggarai Barat sambil tersenyum. Ibaratnya Labuan Bajo dan sekitarnya adalah gumpalan surga yang turun di bumi," kata Agustinus sembari berpromosi.

Namun ada yang mengganjal bagi pemda Manggarai Barat, yakni dualisme antara pemda dengan pengelola TNK (Taman Nasional Komodo) terkait penjualan tiket ke destinasi unggulan seperti ke pulau Komodo.

"Mereka (TNK) tahun lalu mendapat keuntungan sebesar Rp 34 miliar yakni berupa PNBP (penerimaan negara bukan pajak), sementara pemda hanya Rp 6 miliar berdasar perda No. 1/2018.

Agustinus menambahkan, pihaknya mengusulkan penerapan digitalisasi yang bertujuan menyeragamkan data distribusi tiket, serta daerah juga merasa memiliki keuntungan dari pariwisata dengan PAD (pendatapan asli daerah) yang cukup signifikan.

Pada prinsipnya menurut Agustinus, Labuan Bajo telah menjadi salah satu destinasi wisata super-prioritas. Karena itu, pemerintah akan mengucurkan dana sebesar Rp.1,7 triliun untuk pengembangan daerah tersebut.

"Dana tersebut aman digunakan untuk mengantisipasi hambatan atau membuka akses lebih baik lagi bagi transportasi udara, darat hingga laut" pungkas Agustinus.