Jabat Ketua IKA UT, Moeldoko Ingin Jembatani Rektorat-Alumni

Neneng Zubaidah • Tuesday, 26 Nov 2019 - 12:47 WIB

TANGSEL - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dilantik menjadi Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Terbuka (UT) periode 2019-2024. Moeldoko ingin agar perguruan tinggi bisa menghasilkan SDM yang sesuai dengan perubahan zaman.

Moeldoko mengatakan, sebagai Ketua IKA dia ingin menjadi penghubung antara kebijakan UT ataupun bagaimana mencari solusi atas kendala yang dialami para mahasiswa UT dengan pemerintah.

"Saya ingin menempatkan IKA UT sebagai menjembatani antara kebijakan rektorat dengan para alumni," kata Moeldoko usai Seminar Wisuda UT di kampus UT Pondok Cabe, Tangsel, Selasa (26/11/2019).
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, salah satu masalah yang dia ketahui adalah tentang jaringan yang belum optimum di sejumlah daerah. Oleh karena itu, katanya, dia akan menyampaikan masalah ini kepada menteri terkait.

Di sisi lain, Moeldoko juga ingin UT mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dia menyampaikan, kampus dengan system pendidikan jarak jauh seperti UT seperti di Inggris, India ataupun Jepang masing-masing memiliki gaya tersendiri dalam mengelola kurikulum.
Namun pada intinya mereka memiliki satu kesamaan yakni sangat adaptif dengan pasar.

Di dalam negeri katanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sering mengatakan kepada para rektor, tentang perubahan lingkungan yang mengedepankan kebutuhan pasar ini. Dia pun berharap UT bisa melakukan pendekatan baru sehingga kampus ini bisa responsif terhadap perkembangan zaman.

"Sehingga nanti ada pendekatan baru tentunya pak rektor bisa melihat kembali apakah ada perbaikan di strukturnya, organisasi, kurikulumnya, dosen di lapangan yang harus responsif dengan berbagai kesulitan yang dihadapi mahasiswa," jelasnya.

Sementara Rektor UT Ojat Darodjat berharap dengan dilantiknya Moeldoko sebagai Ketua IKA UT maka keterbatasan yang selama ini melanda UT bisa dicarikan solusinya seperti masalah jaringan yang harus berkoordinasi dengan Kemenkominfo.

Dia menjelaskan, jika ketersediaan menara BTS semakin banyak di daerah maka layanan UT akan semakin baik. Hal ini juga akan menambah jumlah mahasiswa UT di daerah 3T yang masih ada gangguan di jaringan akses internetnya.

"UT melihat bahwa sesungguhnya ini adalah kesempatan untuk menetapkan segmen pasar yang terbuka sangat luas," ujarnya.

Ojat mengatakan, UT merupakan kampus terdepan yang mengembangkan pendidikan jarak jauh di Indonesia. Bahkan layanannya pun sudah full online yang awalnya pendaftaran berbasis kertas kini sudah online.

Selain itu bahan ajarnya juga sudah digital dan ujian online di mana mahasiswanya bisa ujian melalui smartphone ataupun laptop pun sudah dilaksanakan meski masih terbatas pada mahasiswa di luar negeri. Dia berharap, dengan dukungan dari pemerintah ujian online pun bisa dilakukan sampai pelosok Indonesia.

"Mudah-mudahan kedepan bisa diimplementasikan. Dalam rangka integrasi teknologi di dalam pembelajaran saya kira UT merupakan yang terdepan karena semua perguruan tinggi sekarang sudah belajar merapat ke UT untuk mengembagkan dan mengelola itu," terangnya.

(maf)