Uni Eropa dan UN Women : Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Perempuan

• Monday, 25 Nov 2019 - 16:24 WIB

Jakarta - Untuk memulai 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, kampanye global yang berlangsung setiap 25 November hingga 10 Desember, Uni Eropa (EU) bersama dengan UN Women menyelenggarakan diskusi publik yang menyoroti hak-hak perempuan untuk hidup bebas dari segala bentuk kekerasan, dan bagaimana setiap orang dapat berkontribusi untuk menciptakan dunia yang setara dan bebas kekerasan.

Diskusi publik "Bersama Kita Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Perempuan" berfokus pada tantangan dalam pencegahan dan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, membahas ketidaksetaraan dan norma-norma sosial yang diskriminatif dan berdampak negatif pada perempuan, serta bagaimana melibatkan laki-laki dalam mendukung kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Pembicara dalam diskusi antara lain, aktris Velove Vexia; Budi Wahyuni dari Komnas Perempuan; dan Bagia Saputra dari Aliansi Laki-Laki Baru.

Hadir pula Vincent Piket, selaku Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Jamshed Kazi, sebagai Representatif dari UN Women untuk ASEAN.

"Ketika kita memperingati Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Internasional, kita katakana sekali lagi: ini harus dihentikan sekarang. Kekerasan terhadap perempuan tetap menjadi salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang paling luas, persisten dan menghancurkan di dunia kita saat ini. Sering kali tidak dilaporkan karena stigma dan rasa malu yang mengelilinginya, dan impunitas dinikmati oleh banyak pelakunya. Kita semua memiliki tanggungjawab untuk secara terbuka menolak tindakan kekerasan atau pelecehan," kata Vincent Piket.

Sementara itu Jamshed Kazi mengatakan, selama ini wanita dan anak perempuan terus mengalami kekerasan dimana pun mereka berada, baik di rumah, jalanan, sekolah atau bahkan tempat kerja. Kekerasan terjadi tidak memandang tingkat pendidikan, status sosial atau pun usia mereka.

"Kekerasan terhadap perempuan bisa dicegah. Oleh karena itu, setiap orang memiliki peran dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan," ujar Kazi.

Sementara itu Aktris Velove Vexia yang berpartisipasi dalam diskusi turut melihat pentingnya peran masyarakat untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan.

"Saya yakin, setiap perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Saya sudah, dan akan terus berupaya melanjutkan peran perubahan tersebut demi terciptanya dunia yang lebih baik untuk perempuan dan anak perempuan. Saya berharap semakin banyak anak muda yang berani untuk membuat perubahan, karena aksi sekecil apapun akan memiliki makna," ucap Velove.

Uni Eropa dan UN Women telah lama bermitra untuk menghentikan segala bentuk kekerasan berbasis gender, termasuk melalui inisiatif He For She, yakni gerakan solidaritas untuk memperjuangkan kesetaraan gender yang menggunakan pendekatan sistematis.

Gerakan ini menggunakan platform dimana laki-laki dan anak laki-laki dapat terlibat sebagai agen perubahan dalam pencapaian misi tersebut. Gerakan ini menilai bahwa dalam menangani kasus kekerasan wanita, tak hanya wanita melulu yang harus berjuang, tapi laki-laki juga bisa ikut terlibat.

Sejak diluncurkan, kampanye He For She telah menggandeng ratusan ribu laki-laki di seluruh dunia termasuk Presiden Joko Widodo sebagai HeForShe Champion, para CEO serta advokat global dari semua lapisan masyarakat untuk memajukan kesetaraan gender. (mus)