Kinerja BNI Kuartal-3 Tahun ini Solid, Digitalisasi Tumbuh Optimal 

MUS • Monday, 25 Oct 2021 - 15:42 WIB

Jakarta - Kondisi kuartal 3 tahun 2021 sangat dinamis, ditandai dengan lonjakan kasus positif Covid-19 pada bulan Juli 2021. Kondisi ini juga diikuti dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berdasarkan level, yaitu mulai level 1 sampai dengan level 4, tergantung pada kondisi masing-masing daerah. 

Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan termasuk BNI. 

"BNI turut mengapresiasi segala upaya pemerintah dan kekompakan seluruh elemen bangsa dalam menahan laju penyebaran Covid-19, sehingga kini penyebaran virus dapat relatif dikendalikan dan aktivitas perekonomian mulai berangsur pulih," demikian dalam paparan tertulis BNI, Senin (25/10/2021). 

Pencapaian kinerja BNI pada kuartal 3 tahun ini merupakan hasil positif dari upaya disiplin manajemen dan seluruh insan BNI yang senantiasa bersinergi untuk mempercepat transformasi digital dan juga menghadapi dampak negatif PPKM dalam rangka pengendalian pandemi Covid-19.

Sampai dengan kuartal 3 tahun 2021, BNI berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 73,9% secara Year on Year, yaitu dari Rp4,3 triliun pada Kuartal 3 2020 menjadi Rp7,7 triliun pada Kuartal 3 2021. Pertumbuhan laba ini utamanya berasal dari pertumbuhan Fee Based Income dan Net Interest Income masing-masing sebesar 16,8% dan 17,6% secara YoY. 

"Pencapaian ini juga merupakan hasil dari transformasi digital BNI yang salah satunya ditujukan untuk penguatan kapabilitas dalam transactional banking. BNI mencatat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat, salah satu faktor pendukung kredit yang solid," tulis keterangan tersebut. 

Komposisi himpunan dana murah atau CASA mencapai 69,7% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini.

CASA tumbuh 8% YoY, yaitu dari Rp 431,3 triliun pada kuartal 3 tahun 2020, menjadi Rp 465,7 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021. CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4% YoY dari Rp 659,52 triliun pada kuartal 3 – 2020 menjadi Rp 668,55 triliun pada kuartal 3 – 2021. Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis point dari kuartal sebelumnya.

Pendapatan Operasional sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 21,0% YoY yang tercapai dengan adanya struktur pendanaan (funding) berbiaya murah yang kuat, dimana berkontribusi dalam recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis point YoY. 

Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6% YoY, yaitu dari Rp 24,39 triliun dari Kuartal 3 – 2020 menjadi Rp 28,70 triliun pada kuartal 3 – 2021. Pertumbuhan NII ini merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7% YoY, yaitu dari Rp 550,07 triliun pada kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 570,64 triliun pada Kuartal 3 – 2021. 

Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga yang kuat sebesar 14,2% YoY, yaitu dari Rp 8,94 triliun pada kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 10,21 triliun pada Kuartal 3 - 2021. 

Pertumbuhan Pendapatan Non Bunga ini bersumber dari peningkatan kinerja sumber FBI penting perseroan, seperti Pemeliharaan Kartu Debit dan Rekening yang tumbuh 5,8% YoY dari Rp 1,81 triliun pada kuartal 3 – 2020 menjadi Rp 1,92 triliun pada kuartal 3 – 2021; kemudian pendapatan layanan ATM dan e-channel yang tumbuh 12,4% YoY dari Rp 1,01 triliun pada kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 1,14 triliun pada kuartal 3 – 2021.

Demikian juga FBI dari layanan Trade Finance yang meningkat 19,8% YoY dari Rp 901 miliar pada Kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 1,08 triliun pada Kuartal 3 – 2021; serta pendapatan komisi dari Marketable Securities yang tumbuh 54,4% YoY dari Rp 1,04 triliun pada Kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 1,59 triliun pada Kuartal 3 – 2021.

Agenda Transformasi Korporasi 

Pada Kuartal 3 – 2021, BNI terus melanjutkan fokus untuk memperkuat permodalan sehingga BNI memiliki struktur modal yang kuat dalam mendukung ekspansi bisnis. Pada bulan September 2021, BNI sukses menerbitkan $600 juta perpetual bond dengan 2,7 kali oversubscribed (diatas jumlah yang ditawarkan) yang dapat dikategorikan sebagai tambahan modal inti utama bagi BNI. Penerbitan ini merupakan yang pertama dilakukan oleh perbankan di Indonesia. 

Dengan adanya penerbitan AT-1 ini, modal inti BNI naik 140 basis point sehingga rasio CAR dan Tier 1 BNI per September 2021 meningkat menjadi masing-masing 19,9% dan 17,8%, sudah mendekati rasio bank pesaing lainnya.