Kominfo dan MUI Dorong Masyarakat Kaltim untuk Bangkit dari Pandemi

ANP • Saturday, 9 Oct 2021 - 20:28 WIB

JAKARTA - Pandemi yang terjadi secara global telah berdampak pada hampir seluruh sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor ekonomi, tak terkecuali bagi masyarakat di Kalimantan Timur. Dalam menghadapi permasalahan tersebut, diperlukan kekuatan dan aksi positif dari berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat dan daerah, tokoh agama, hingga masyarakat sekitar.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai pembimbing, pembina, dan pengayom umat Muslim di Indonesia, juga mengeluarkan fatwa yang terkait dengan pandemi, sebagai langkah pendukung penanggulangan Covid-19 berdasarkan nilai-nilai Islam, termasuk pemulihan ekonomi melalui penerapan ekonomi syariah.

Dalam rangka memberi edukasi dan pemahaman bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan Timur mengenai hal tersebut, Sekretariat Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan MUI menyelenggarakan webinar Bangkit dari Covid-19 Dengan Nalar dan Aksi Bersama Berlandaskan Nilai-Nilai Islam dan Fatwa MUI, dengan tema “Meningkatkan Peran Ekonomi Syariah dan Literasi Digital di Era Pandemi” pada Kamis, 7 Oktober 2021.

Acara ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Webinar dan disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo, Official TVMUI, dan Facebook Majelis Ulama Indonesia.

Narasumber yang memaparkan materinya antara lain Dr. H.M. Asrorun Ni’am Sholeh, M.A (Ketua MUI Bidang Fatwa), Idy Muzayyad, M.Si (Founder LIMAS dan Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Pusat), Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si (Pakar Komunikasi Politik di UIN Jakarta/Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute), dan Guntur Subagja (Sekretaris Lembaga Wakaf MUI/Pembina Mitra Mikro), serta dimoderatori oleh Muhidin Vanda Setiawan (Konsultan Media Sosial & Konten untuk Korporasi dan Instansi) dan Syukri Rahmatullah, S.HI (Chief Editor IDX Channel).

Drs. Mabroer MS selaku Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI dalam sambutannya mengatakan bahwa MUI bersama Infokom memiliki 20 program literasi termasuk di Kalimantan Timur salah satunya. Semua kegiatan ini dilakukan agar kesadaran masyarakat untuk mengikuti seruan vaksinasi dapat segera dioptimalkan.

Asrorun Ni’am Sholeh menjelaskan bahwa dalam membangun kerangka kesadaran masyarakat untuk menekan jumlah angka Covid-19, MUI sudah secara langsung mengoptimalkan informasi mengenai penanggulangan Covid-19 salah satunya adalah dengan langkah vaksinasi.

“Imunisasi atau vaksinasi pada dasarnya diperbolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh atau imunitas dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu. Dalam hal ini vaksin untuk imunisasi tentunya menggunakan vaksin yang halal dan suci,” ungkap Asrorun.

Di kesempatan yang sama Idy Muzayyad juga menjelaskan bahwa digitalisasi berperan sangat signifikan diantaranya dalam menahan laju penurunan kinerja penjualan produk industri halal, mempercepat mekanisme audit online dalam pengajuan sertifikasi halal, dan mendorong peningkatan keuangan sosial syariah terutama dalam pembayaran ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) secara online oleh masyarakat. 

“Saat ini, kita dituntut untuk tidak hanya bersifat pasif, tapi juga harus aktif khususnya dalam menjadi produsen dari isi media. Jika pasif maka daya pertahanan akan lemah, secara tidak langsung kita dituntut untuk pro-aktif terutama dalam menyaring berita-berita hoaks yang beredar saat pandemi ini. Untuk itu, seringkali kita butuh figur atau sosok yang aktif di media untuk mengimbanginya,” kata Idy.

Gun Gun Heryanto juga memaparkan pendapatnya bahwa saat ini ruang kebebasan berekspresi kita telah melimpah, hal ini yang disebut dengan era keberlimpahan komunikasi. Hal ini layak untuk dijadikan sebuah konteks dan menyebar menjadi sebuah penetrasi, khususnya di ranah digital dan media sosial. Ini menjadi sebuah pemanfaatan dan daily activity yang luar biasa, namun ada pula yang perlu diwaspadai yaitu beredarnya berita-berita hoaks khususnya selama pandemi ini.

“Kondisi ini menjadi sebuah tantangan bagi pola konsumsi informasi digital, misalnya siapapun bisa menjadi produsen informasi, bisa berinteraksi, bebas berekspresi, dan lain sebagainnya. Hal ini jugalah yang bisa memunculkan berbagai tantangan seperti banyaknya beredar info hoaks, hatespeech, misinformasi, disinformasi, dan lainnya,” kata Gun Gun.

Ia juga menambahkan bahwa dalam mengatasi infodemik ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu dengan memperhatikan alamat situs media online atau media sosial, memperhatikan sumber infomasinya baik dari tulisan, gambar atau video, teliti akan isi berita, serta jangan mudah terkecoh dengan judul yang provokatif.

Guntur Subagja berpendapat bahwa salah satu penggerak ekonomi di Kalimantan Timur adalah tambang, perkebunan dan pertanian. Memang saat pandemi ini ketiga aspek tersebut mengalami penurunan, namun seiring dengan informasi yang kian menyebar juga masyarakat yang semakin aktif untuk melakukan vaksin, kini Kaltim mulai bangkit.

“Pada sektor pertanian, rantai pasoknya sangat banyak sehingga peluang usaha dan kerja pun semakin luas. Jika berbicara tentang pertanian tidak hanya produksi tetapi ada pula riset, teknologi, transportasi, manufaktur, logistik, distribusi hingga ke tangan konsumen. Hal ini yang bisa dikembangkan, jika sektor pertanian meningkat maka akan ada sektor lain yang ikut naik baik dari sektor food industry, pariwisata, kesehatan bahkan kecantikan.” ungkap Guntur. (ANP)