Peran Perempuan di Dunia Internasional, Agita: Perempuan Indonesia Sangat Tangguh

Mus • Thursday, 22 Apr 2021 - 13:28 WIB

Jakarta – Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, selalu menjadi momen memperjuangkan kesetaraan hak-hak perempuan, seperti yang diinginkan sang pahlawan emansipasi nasional, Raden Ajeng Kartini.

Founder Bullyid App dan Youth AI Ethics Steering Commitee UNESCO, Agita Pasaribu mengakui, di Indonesia sempat ada norma sosial yang tidak berpihak pada perempuan. Misalnya “perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi” atau “tidak perlu bekerja hingga ke luar negeri”.

Tapi kini saat perempuan bekerja atau belajar hingga ke luar negeri, justru dipandang sebagai keberagaman dan kekuatan. Itu semua bisa dicapai, tanpa meninggalkan kodrat perempuan sebagai seorang ibu.

“Menjadi seorang ibu adalah lifetime job. Ibu adalah salah satu guru pertama bagi setiap individu. Menurut saya jika seorang ibu memiliki anak yang bisa meraih prestasi di luar maupun di dalam negeri, tentu adalah sebuah achievement bagi sang ibu,” ujar Agita.

“Yang membanggakan dari wanita Indonesia adalah dengan segala keterbatasan kita, dengan sangat minimnya informasi, kita bisa survive dan berusaha menjadi pribadi yang memberikan sumbangsih kepada keluarga, lingkungan, dan mudah-mudahan secara nasional juga. Menurut saya perempuan Indonesia itu sangat tangguh,” sambung Agita.

Sementara itu Communication for Development Specialist UNICEF Indonesia, Rizky Ika Syafitri mengatakan ide besar R.A. Kartini, mengenai pendidikan anak di Indonesia maupun di luar negeri, adalah memiliki hak yang sama dalam belajar. Di Indonesia, masih saja ada norma yang membatasi perempuan untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya.

“Banyak sekali challenge yang dihadapi perempuan pekerja. Jadi pembagian peran dalam keluarga harusnya sama antara ibu dan ayah. Ayah bisa juga mendampingi sang anak saat belajar,” kata Rizky.

Ia mengatakan, salah satu yang diperjuangkan di UNICEF adalah soal Parternity Live, yakni hak cuti bagi pekerja pria saat istrinya melahirkan. Dengan begitu, ia dapat mendampingi istri dan melihat tumbuh kembang anaknya.

“Saya pikir semua perempuan itu membanggakan ya, artinya banyak sekali peran-peran perempuan di sekolah, di rumah, di kantor, di kancah internasional maupun nasional di manapun gitu ya. Namun banyak yang tidak diketahui dan dipahami oleh banyak orang, banyak ketidakadilan, keterbatasan, situasi yang dimiliki itu perempuan Indonesia masih bisa menyumbang banyak hal untuk Indonesia maupun dunia,” ujar Rizky. (Daf)