Eks Terpidana Penyelundup Narkoba, Schapelle Corby jadi Bintang Televisi Australia

MUS • Friday, 9 Apr 2021 - 14:04 WIB

Sydney - Hampir tujuh belas tahun yang lalu, warga negara Australia, Schapelle Corby, ditangkap di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali karena kedapatan membawa empat kilogram lebih mariyuana di papan selancarnya.

Tiga tahun setelah kepulangannya ke Australia, wajah Schapelle kembali marak di televisi Australia.

Mulai pekan depan wajah Schapelle akan menghiasi layar televisi di Australia untuk berpartisipasi dalam program 'reality show' berjudul 'Dancing With the Stars'.

Sebelumnya, Schapelle tampil sebagai perserta 'reality show' SAS Australia yang disiarkan Oktober tahun lalu.

Di acara tersebut mantan pasukan khusus militer menantang para selebritas dan tokoh di Australia untuk melakukan tes fisik dan psikologis.

Dikutip dari abc.net, Raditya Marendra, pria asal Bogor yang sudah lima tahun bermukim di Melbourne, Australia, mengaku menikmati program SAS Australia ini.

Tetapi kehadiran Schapelle Corby membuat Adit mengernyitkan keningnya.

"Saya kaget sih, karena [peserta] yang lain itu adalah peserta-peserta yang backgroundnya adalah profesi-profesi tertentu, seperti atlet atau komedian, tetapi saya tahunya Corby pernah ditangkap di Bandara di Indonesia karena menyelundupkan narkoba."

"Kenapa orang yang punya latar belakang atau sejarah kriminal, jadi peserta acara reality show?"

Sementara Bea Awiati, warga Indonesia yang juga tinggal di Australia punya pendapat berbeda.

"Saya pikir dia sekarang sebagai seorang individu yang bebas berhak membina hidupnya kembali tanpa membawa-bawa kembali masalah yang lalu, " tutur Bea.

Justin Wejak, warga Indonesia lainnya di Australia termasuk yang ingin melihat penampilan Schapelle dalam 'Dancing With the Stars' yang akan mulai tayang 11 April mendatang.

"[Di acara Dancing with the Stars] saya lebih tertarik pada seni tarinya ketimbang latar belakang latar belakang Corby yang sempat membuat dunia heboh ... membuat Indonesia dan Australia saling sindir," ujar Justin kepada ABC Indonesia.

Namun Adit khawatir penampilan Schapelle di televisi bisa meletakkan "pakem baru [eks pelaku kriminal] yang menjadi model dalam dunia penyiaran di Australia."

"Mereka tahu nggak sih siapa dia? Mereka kecewa saat Ba'asyir dibebaskan ... saya tahu tindak kriminalnya berbeda memang, tapi ini jadi kontradiktif, karena kan ini sama-sama kriminal," kata Adit.

'Menghina nilai-nilai Australia'

Sudah ada sejumlah komentar dan kritik di akun resmi media sosial 'Dancing with the Stars', yang akan tayang Channel 7 dengan menampilkan Schapelle, yang pernah dijuluki 'Ratu Ganja' atau 'Queen of Marijuana' di pemberitaan internasional.

Salah satunya yang ditulis Tania Lekias Dudley, warga Perth, yang mengaku kecewa dengan 'Dancing With The Stars' yang akan menampilkan Schapelle.

"Sejujurnya, saya sudah menanti-nantikan acara ini. Saya ingin menonton sejumlah bintang yang menjadikan acara ini fantastis."

"Lalu hari ini saya melihat promo program di mana ada Schapelle Corby di sana. Ini serius? Bagaimana dia bisa dikategorikan sebagai bintang? Ini membuat saya malas menonton acara ini dan saya kecewa pada pemilihan pesertanya."

"Saya tidak tahu seperti apa dia, tapi saya tidak percaya dia memenuhi kualifikasi untuk menyandang status bintang."

Komentar senada ditulis oleh warga Australia lainnya, James Dunbier.

"Schapelle Corby bukanlah seorang bintang, dia terpidana penyelundup narkoba. Channel 7 seharusnya malu [memilih dia]."

"Nilai-nilai apa yang diajarkan pada generasi muda melalui tayangan ini? Apakah [pesannya] boleh melawan hukum dan kemudian menjadi terkenal? Ini sungguh menghina nilai-nilai Australia."

Dengan mengikuti 'reality show' SAS, Schapelle dianggap mengesampingkan kondisi kesehatan mentalnya, yang juga menjadi alasan permohonan grasinya ke presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.